Penangkapan dua kurir yang membawa satu paket sabu-sabu dengan berat 1.004 gram dan 34 butir ekstasi di Banjarmasin oleh Direktorat Reserse Narkoba Polda Kalsel.

WHAT: Penangkapan dua kurir yang membawa satu paket sabu-sabu dengan berat 1.004 gram dan 34 butir ekstasi di Banjarmasin oleh Direktorat Reserse Narkoba Polda Kalsel.
2. Terlibat: YD (40) dan DS (32) sebagai kurir, Direktur Reserse Narkoba Polda Kalsel Kombes Pol Kelana Jaya, Kasubdit I Ditresnarkoba Polda Kalsel AKBP Deddi Daniel Siregar, serta pihak berinisial J yang masih dalam penelusuran.
WHEN: Hari Kamis, 11-04-2019.
WHERE: Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
HOW: Direktur Reserse Narkoba Polda Kalsel berhasil menyita satu paket sabu-sabu dengan berat 1.004 gram dan 34 butir ekstasi dari jaringan Kalimantan Utara. Penyeludupan ini terendus berkat informasi masyarakat dan berhasil ditindaklanjuti oleh tim. Penyergapan dilakukan terhadap YD di lokasi transaksi narkoba yang direncanakan di Jalan Ahmad Yani Km 6 Banjarmasin. DS yang memerintahkan penyelundupan juga ditangkap di rumahnya.
WHY: Penyelundupan narkoba tersebut diduga terjadi karena adanya jaringan perdagangan narkotika yang ingin mengedarkan barang haram tersebut di Banjarmasin.

Analisis Level Ancaman

Senjata: tanpa senjata
Sarana: tanpa kendaraan
Metode: terorganisir
Jaringan: regional
Dukungan: dalam negeri
Bisnis: narkoba
Skill: terlatih
Jenis Aktor: bukan negara
Kepentingan: kekayaan
Intensitas: insidental
Komitmen: terencana
Instrumen: fisik
Target: individu sipil

Perihal: Penyeludupan sabu-sabu di Banjarmasin oleh dua kurir.
Opini dan Prediksi: Kejadian serupa dalam penyeludupan narkoba sudah sering terjadi di masa lalu. Prediksi kejadian serupa bisa terjadi lagi di masa depan jika masih ada permintaan yang tinggi untuk narkoba di masyarakat, serta masih ada individu atau jaringan yang terlibat dalam penyeludupan dan peredaran narkoba. Faktor-faktor yang memengaruhi munculnya kejadian serupa antara lain permintaan pasar yang tinggi, keuntungan finansial yang besar, dan kerap ditemukannya celah keamanan atau aturan dalam pengawasan kepolisian atau instansi terkait lainnya.

Pemesanan sabu sebanyak 5 kg yang dilakukan oleh warga negara (WN) Iran Abbas Bidmal Gharibali dan penangkapan oleh petugas BNN.

WHAT: Pemesanan sabu sebanyak 5 kg yang dilakukan oleh warga negara (WN) Iran Abbas Bidmal Gharibali dan penangkapan oleh petugas BNN.
WHO: Abbas Bidmal Gharibali (WN Iran), Gerard Debetz (WN Perancis), Decywarti Wihardja, petugas Bea dan Cukai, petugas BNN, JPU, Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi, Mahkamah Agung.
WHEN: Tidak spesifik, namun terjadi sejak 11 Januari 2011.
WHERE: Awalnya dimulai di Bandara Soekarno Hatta, kemudian berlanjut hingga ke sebuah hotel di Jalan S Parman, Jakarta Barat.
HOW: Pada 11 Januari 2011, petugas Bea dan Cukai menemukan sabu 5 kg yang dibawa oleh Gerard Debetz. Selanjutnya, BNN melakukan operasi kilat setelah mendapatkan informasi dari Gerard mengenai penerima sabu tersebut. Abbas Gharibali ditangkap setelah percakapan dengan Gerard di sebuah hotel. Wanita yang membawa uang untuk pembayaran juga ditangkap oleh BNN.
WHY: Penyebab kejadian tersebut adalah adanya pemesanan dan pengiriman sabu sebanyak 5 kg yang melanggar hukum narkotika di Indonesia. Keterlibatan Abbas Bidmal Gharibali sebagai pemesan dan penyalur sabu menyebabkan dia divonis penjara seumur hidup karena dinilai sebagai sindikat dalam peredaran narkoba.

Analisis Level Ancaman

Senjata: narkoba
Sarana: tanpa kendaraan
Metode: terorganisir
Jaringan: nasional
Dukungan: dalam negeri
Bisnis: narkoba
Skill: terlatih
Jenis Aktor: bukan negara
Kepentingan: kekayaan
Intensitas: insidental
Komitmen: terencana
Instrumen: fisik
Target: individu sipil

Perihal: Pesan sabu 5 Kg, WN Iran Dipenjara Seumur Hidup
Opini dan Prediksi: Kejadian serupa dalam penyalahgunaan narkoba banyak terjadi di masa lalu di Indonesia. Berdasarkan kejadian ini, prediksi kejadian serupa bisa terjadi lagi di masa depan jika penanganan terhadap peredaran narkoba tidak diperketat dan upaya pencegahan tidak ditingkatkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya kejadian serupa antara lain terkait dengan peran sindikat narkoba, kurangnya pengawasan dan pemantauan, serta kemampuan pelaku untuk mengelabui pihak berwenang.

Serangkaian bom meledak di tiga tempat berbeda di Bali, mengakibatkan 23 orang tewas.

WHAT: Serangkaian bom meledak di tiga tempat berbeda di Bali, mengakibatkan 23 orang tewas.
WHO: Korban yang terdiri dari turis asing dan warga lokal, petugas medis dan dokter yang menangani korban, serta pihak kepolisian yang melakukan evakuasi dan penyelidikan.
WHEN: Minggu, 02-10-2005 pukul 18.50 – 19.05 Wita.
WHERE: Bali, dengan ledakan terjadi di Hotel Four Season Jimbaran, Matahari Kuta Square, Kafe Nyoman dan Menega di Jimbaran, serta Hotel Westin di Nusa Dua.
HOW: Enam bom meledak hampir bersamaan di tiga lokasi berbeda di Bali. Ledakan terjadi di tempat-tempat publik yang ramai dikunjungi, mengakibatkan korban luka dan korban tewas. Pihak kepolisian juga menemukan benda yang dicurigai sebagai bom setelah melakukan sweeping di sekitar lokasi.
WHY: Peristiwa ini diduga sebagai serangan teroris yang merencanakan serangkaian bom di lokasi-lokasi wisata yang ramai dikunjungi.
Opini: Kejadian bom ini memberikan dampak yang sangat negatif terhadap masyarakat, terutama bagi sektor pariwisata Bali. Selain menimbulkan kerugian materi, kejadian ini juga menciptakan ketakutan dan ketidakamanan bagi masyarakat serta wisatawan. Perlu adanya langkah-langkah keamanan yang lebih ketat untuk mencegah dan menanggulangi serangan terorisme demi keamanan dan stabilitas Bali sebagai destinasi wisata yang populer.

Analisis Level Ancaman:

Senjata: bom
Sarana: tanpa kendaraan
Metode: terorganisir
Jaringan: regional
Dukungan: luar negeri
Bisnis: bahan peledak
Skill: terlatih
Jenis Aktor: bukan negara
Kepentingan: SARA
Intensitas: insidental
Komitmen: terencana
Instrumen: fisik
Target: individu sipil
Perihal: Serangkaian ledakan bom di tiga tempat berbeda di Bali yang menyebabkan korban jiwa dan luka-luka.
Opini dan Prediksi: Kejadian serupa pernah terjadi di masa lalu di Bali pada tahun 2002. Berdasarkan sejarah tersebut, prediksinya adalah kejadian serupa bisa terjadi lagi di masa depan jika upaya pencegahan terorisme tidak diintensifkan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemunculan kejadian serupa termasuk kelompok teroris yang terus berusaha menyebarkan ketakutan, kelengahan keamanan, dan kemungkinan adanya dukungan dari luar untuk melakukan tindakan terorisme. Diperlukan kerja sama yang kuat antara pihak keamanan internasional dan nasional untuk mencegah kejadian serupa terjadi di masa mendatang.