Kericuhan saat polisi memaksa mundur massa yang melakukan aksi menolak pengesahan Revisi UU Pilkada di depan Gedung DPR, Jakarta.

WHAT: Kericuhan saat polisi memaksa mundur massa yang melakukan aksi menolak pengesahan Revisi UU Pilkada di depan Gedung DPR, Jakarta.
WHO: Massa yang melakukan aksi, personel polisi dan tentara, serta kendaraan taktis (rantis).
WHEN: Kamis, 22-08-2024 (tanpa pukul spesifik dalam teks).
WHERE: Gedung DPR/MPR RI, Jakarta.
HOW/Chronology: Polisi memaksa mundur massa aksi, kemudian terjadi pelemparan batu dari massa ke arah personel yang sedang bertugas. Selanjutnya, mercon ditembakkan ke arah personel polisi, dan polisi menembakkan kanon air dan gas air mata ke arah massa aksi. Akhirnya, area depan Gedung DPR/MPR RI sepi setelah pukul 19.30 WIB.
WHY: Kericuhan terjadi karena massa menolak pengesahan Revisi UU Pilkada yang dianggap kurang dibahas secara memadai dan tidak sesuai dengan Putusan Mahkamah Konstitusi.

Analisis Level Ancaman

Senjata: senjata tumpul
Sarana: tanpa kendaraan
Metode: terorganisir
Jaringan: lokal
Dukungan: dalam negeri
Bisnis: tak berbisnis
Skill: terlatih
Jenis Aktor: bukan negara
Kepentingan: politik
Intensitas: insidental
Komitmen: terencana
Instrumen: fisik
Target: aparat sipil

Perihal: Kericuhan terjadi saat unjuk rasa menolak RUU Pilkada di depan Gedung DPR/MPR RI.

Opini dan Prediksi: Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya peristiwa ini dapat meliputi ketidakpuasan masyarakat terhadap pembahasan RUU Pilkada yang dianggap tidak transparan dan kontroversial, ketidaksukaan terhadap keputusan Badan Legislasi DPR RI yang dinilai tidak sesuai dengan Putusan Mahkamah Konstitusi, serta terbatasnya partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan. Komponen-komponen yang mungkin menjadi dalang atau pelaku kejadian ini termasuk kelompok aktivis politik, organisasi massa, atau individu yang memanfaatkan situasi untuk menciptakan ketegangan dalam kegiatan unjuk rasa. Untuk mencegah kejadian serupa di masa depan, penting untuk meningkatkan transparansi dalam proses legislasi, melibatkan aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, serta meningkatkan dialog antara pihak pemerintah dan masyarakat untuk menyelesaikan perbedaan pendapat secara damai dan konstruktif.

Level ancaman relatif terhadap keamanan nasional = 1.22

Pencurian uang dan barang berharga dari sebuah kantor swasta di Jalan Pinangsia, Tamansari, Jakarta Barat.

WHAT: Pencurian uang dan barang berharga dari sebuah kantor swasta di Jalan Pinangsia, Tamansari, Jakarta Barat.
WHO: Tiga pelaku, yaitu MN bin PD, ST bin DL, dan TO. Salah satu pelaku lain yang masih dalam daftar pencarian orang (DPO) berinisial AI. Polisi dari Polres Jakbar juga terlibat dalam penangkapan.
WHEN: Hari Minggu, 21-01-2024.
WHERE: Kantor swasta di Jalan Pinangsia 2, RT/RW 05/12 Pinangsia, Tamansari, Jakarta Barat, DKI Jakarta.
HOW/Chronology: Pada Minggu (21/1/2024), tiga pelaku berhasil membobol kantor swasta di Jalan Pinangsia, Jakarta Barat. Mereka membobol gips penutup jendela untuk masuk ke ruangan manajer keuangan di lantai tiga. Setelah mematikan CCTV, pelaku menggunakan alat seperti linggis, palu, pahat, dan obeng untuk membuka brankas dan mengacak-acak isinya. Kerugian perusahaan akibat pencurian tersebut mencapai Rp220,7 juta dan barang berharga lainnya.
WHY: Pelaku melakukan pencurian untuk membayar hutang dan memenuhi kebutuhan pribadi mereka.

Analisis Level Ancaman

Senjata: tanpa senjata
Sarana: tanpa kendaraan
Metode: terorganisir
Jaringan: lokal
Dukungan: tak berbisnis
Bisnis: tak berbisnis
Skill: tidak terlatih
Jenis Aktor: bukan negara
Kepentingan: kekayaan
Intensitas: insidental
Komitmen: terencana
Instrumen: fisik
Target: individu sipil

Perihal: Pencurian uang dan barang berharga dari kantor swasta di Jakarta Barat

Opini dan Prediksi: Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya peristiwa tersebut dapat meliputi kesempatan, motivasi kebutuhan ekonomi, serta kurangnya pengawasan keamanan di kantor perusahaan tersebut. Dalang dari peristiwa ini adalah MN bin PD yang memimpin aksi pencurian dan menggunakan hasil kejahatan untuk membayar hutang dan memenuhi kebutuhan. Untuk mencegah kejadian serupa di masa depan, penting untuk meningkatkan sistem keamanan fisik dan elektronik di tempat-tempat kerja, serta melakukan pemantauan yang ketat terhadap karyawan atau pihak eksternal yang memiliki akses ke informasi rahasia atau keuangan perusahaan. Selain itu, sosialisasi dan penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku kejahatan juga perlu ditingkatkan untuk memberikan efek jera kepada potensi pelaku lainnya.

Level ancaman relatif terhadap keamanan nasional = 0.58

Pembunuhan pilot berkewarganegaraan Selandia Baru oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.

WHAT: Pembunuhan pilot berkewarganegaraan Selandia Baru oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.
WHO: Pilot Helikopter Mr. Glen Malcolm Conning, KKB, Kepala Operasi Damai Cartenz 2024 Brigjen Pol. Dr. Faizal Ramadhani, dan Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz-2024 Kombes Pol. Dr. Bayu Suseno.
WHEN: Hari Senin, 05-08-2024 10:00 WIT.
WHERE: Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, Indonesia.
HOW/Chronology: Helikopter tiba di Distrik Alama dengan 6 penumpang, dan disandera oleh KKB. Pilot Glen Malcolm Conning dibunuh oleh KKB, jenazahnya dibakar bersama helikopter.
WHY: Terjadi karena aksi KKB yang melakukan penyanderaan dan pembunuhan sebagai bentuk gangguan kamtibmas di wilayah tersebut.

Analisis Level Ancaman

Senjata: senjata api
Sarana: tanpa kendaraan
Metode: terorganisir
Jaringan: lokal
Dukungan: dalam negeri
Bisnis: tak berbisnis
Skill: terlatih
Jenis Aktor: bukan negara
Kepentingan: SARA
Intensitas: insidental
Komitmen: terencana
Instrumen: fisik
Target: individu sipil

Perihal: Pembunuhan pilot asing oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Alama, Kabupaten Mimika.

Opini dan Prediksi: Faktor-faktor yang mempengaruhi peristiwa tersebut termasuk kondisi distrik yang terisolir dan akses kesana hanya dapat menggunakan helikopter, serta keberadaan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang melakukan aksi kejahatan. Pelaku pada kejadian ini adalah KKB yang beroperasi secara lokal dan tidak memiliki dukungan luar negeri atau bisnis terkait. Untuk mencegah kejadian serupa di masa depan, peningkatan keamanan dan penegakan hukum di daerah terisolir serta penindakan terhadap kelompok kriminal bersenjata perlu ditingkatkan. Upaya pendidikan masyarakat setempat juga penting agar mereka sadar akan bahaya dan melaporkan kegiatan ilegal yang terjadi di wilayah mereka.

Level ancaman relatif terhadap keamanan nasional = 1.08

Penyanderaan dan pembunuhan pilot helikopter Mr. Glen Malcolm Conning oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

WHAT: Penyanderaan dan pembunuhan pilot helikopter Mr. Glen Malcolm Conning oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
WHO: Brigjen Pol Faizal Ramadhani, Kombes Pol Bayu Suseno, pilot Mr. Glen Malcolm Conning, penumpang helikopter, dan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
WHEN: Tidak dijelaskan secara spesifik dalam teks.
WHERE: Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.
HOW/Chronology: Helikopter yang membawa pilot dan penumpang tiba di Distrik Alama Kabupaten Mimika. Mereka kemudian diadang oleh KKB, pilot Mr. Glen Malcolm Conning langsung dibunuh, dan jenazahnya serta helikopter dibakar oleh KKB. Para penumpang selamat dan merupakan warga setempat. Distrik Alama merupakan daerah terisolir yang hanya dapat dijangkau dengan menggunakan helikopter.
WHY: Peristiwa tersebut terjadi karena aksi KKB yang ingin mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat, serta merusak stabilitas daerah terpencil seperti Distrik Alama.

Analisis Level Ancaman

Senjata: senjata api
Sarana: tanpa kendaraan
Metode: terorganisir
Jaringan: lokal
Dukungan: dalam negeri
Bisnis: tak berbisnis
Skill: terlatih
Jenis Aktor: bukan negara
Kepentingan: politik
Intensitas: insidental
Komitmen: terencana
Instrumen: fisik
Target: individu sipil

Perihal: penyanderaan dan pembunuhan pilot helikopter oleh kelompok bersenjata

Opini dan Prediksi: Berdasarkan laporan, faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya peristiwa ini antara lain adalah kondisi distrik yang terisolir dan sulit dijangkau serta adanya kelompok bersenjata yang melakukan tindakan kriminal. Pelaku kemungkinan adalah kelompok bersenjata yang memberontak terhadap pemerintah dan memiliki motivasi politik atau kekuasaan di daerah tersebut. Untuk mencegah terulangnya kejadian ini di masa depan, diperlukan peningkatan keamanan dan penegakan hukum yang lebih baik di daerah terpencil, serta pembangunan infrastruktur dan sosial ekonomi untuk mengurangi ketegangan sosial yang bisa memicu konflik bersenjata. Peningkatan kerjasama antara aparat keamanan dan masyarakat setempat juga menjadi kunci dalam mencegah aksi terorisme dan penyanderaan di wilayah tersebut.

Level ancaman relatif terhadap keamanan nasional = 1.01

Tragedi Trisakti yang terjadi pada 12 Mei 1998.

WHAT: Tragedi Trisakti yang terjadi pada 12 Mei 1998.
WHO: Mahasiswa Universitas Trisakti, aparat keamanan seperti Polres Jakarta Barat, Korps Brimob Polda Metro Jaya, dan Pasukan Anti-Huru-Hara Resimen Induk Kodam Jaya.
WHEN: Hari Selasa, 12-05-1998.
WHERE: Universitas Trisakti, Grogol, Jakarta Barat, DKI Jakarta.
HOW/Chronology: Ribuan massa berkumpul di halaman parkir Universitas Trisakti, menuntut reformasi politik. Aparat meminta aksi dibubarkan, tetapi ketegangan muncul dan senjata tajam digunakan. Sejumlah mahasiswa terluka dan empat mahasiswa tewas akibat tembakan.
WHY: Demontrasi mahasiswa menuntut Soeharto turun, direspons represif oleh aparat keamanan menyebabkan terjadinya Tragedi Trisakti dengan korban jiwa mahasiswa yang tewas dan terluka.

Analisis Level Ancaman

Senjata: senjata tajam
Sarana: tanpa kendaraan
Metode: terorganisir
Jaringan: nasional
Dukungan: dalam negeri
Bisnis: tak berbisnis
Skill: terlatih
Jenis Aktor: bukan negara
Kepentingan: politik
Intensitas: insidental
Komitmen: terencana
Instrumen: fisik
Target: individu sipil

Perihal: Aksi demonstrasi yang berujung pada Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998

Opini dan Prediksi: Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya peristiwa tersebut antara lain ketegangan politik, tuntutan reformasi, kritik terhadap pemerintah, dan aksi demonstrasi mahasiswa. Pelaku utama peristiwa tersebut adalah aparat keamanan yang menggunakan kekuatan yang berlebihan dan bertindak represif terhadap mahasiswa yang menuntut reformasi. Untuk mencegah terulangnya peristiwa serupa di masa depan, penting untuk memperkuat sistem keamanan yang menghormati hak asasi manusia, mendukung partisipasi masyarakat dalam proses demokratisasi, serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pemerintah dalam menanggapi tuntutan rakyat.

Level ancaman relatif terhadap keamanan nasional = 1.01

Bentrok antara anggota Polres Tual dan Brimob di Kota Tual, Maluku.

WHAT: Bentrok antara anggota Polres Tual dan Brimob di Kota Tual, Maluku.
WHO: Para anggota Polres Tual dan Brimob.
WHEN: Hari Minggu, 28-07-2024 malam.
WHERE: Kota Tual, Maluku.
HOW/Chronology: Bentrokan terjadi setelah kegiatan patroli dan razia oleh anggota Polres Tual. Seorang warga melaporkan kejadian ke temannya, yang kemudian membawa 30 orang untuk menyerang polisi, diduga termasuk anggota Brimob. Insiden tersebut membuat masyarakat panik dan berlarian menyelamatkan diri.
WHY: Insiden ini diduga bermula dari razia knalpot racing yang berujung pada penyerangan terhadap polisi oleh sekelompok orang, termasuk anggota Brimob. Masyarakat pun menyatakan keprihatinan atas kejadian tersebut dan menagih tindakan tegas dari pihak kepolisian.

Analisis Level Ancaman

Senjata: senjata api
Sarana: tanpa kendaraan
Metode: terorganisir
Jaringan: lokal
Dukungan: dalam negeri
Bisnis: tak berbisnis
Skill: terlatih
Jenis Aktor: bukan negara
Kepentingan: SARA
Intensitas: insidental
Komitmen: terencana
Instrumen: fisik
Target: aparat sipil

Perihal: Bentrokan antara anggota Polres Tual dan Brimob di Kota Tual, Maluku

Opini dan Prediksi: Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya peristiwa tersebut mungkin meliputi ketegangan antara dua kelompok aparat keamanan yang berbeda, kurangnya koordinasi dan komunikasi antarinstansi, serta rendahnya kontrol atas penggunaan kekuatan paksa. Dalang atau pelaku pada kejadian ini tampaknya adalah oknum-oknum anggota aparat yang terlibat dalam bentrokan. Untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa depan, penting untuk meningkatkan pelatihan dan pengawasan terhadap anggota kepolisian, memperkuat sistem pengawasan internal, serta mendorong budaya dialog dan penyelesaian konflik secara damai antara pihak-pihak yang terlibat. Selain itu, perlu adanya evaluasi mendalam tentang kebijakan penggunaan senjata api yang dilakukan oleh aparat keamanan.

Level ancaman relatif terhadap keamanan nasional = 1.44

Kerusuhan pecah di Puncak Jaya, Papua Tengah setelah penembakan terhadap tiga warga yang diklaim sebagai anggota kelompok pro-kemerdekaan Papua oleh aparat militer Indonesia.

WHAT: Kerusuhan pecah di Puncak Jaya, Papua Tengah setelah penembakan terhadap tiga warga yang diklaim sebagai anggota kelompok pro-kemerdekaan Papua oleh aparat militer Indonesia.
WHO: (1) Aparat militer Indonesia dari Kodam Cenderawasih, Satgas Yonif RK 753/AVT, Kopassus, TNI, dan polisi. (2) Warga asli Papua, kelompok TPNPB-OPM, serta tokoh masyarakat setempat.
WHEN: Hari Rabu, 18-07-2024 dan Kamis, 19-07-2024.
WHERE: Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah, Kota Mulia, Distrik Mulia, Puncak Jaya, Provinsi Papua.
HOW/Chronology: Aparat militer menembak tiga warga asli Papua yang diklaim sebagai anggota kelompok pro-kemerdekaan. Warga dan pegiat HAM mendesak untuk investigasi terhadap penembakan tersebut. Tuntutan pertanggungjawaban dari pimpinan Kodam Cenderawasih muncul, sementara klaim dari aparat dan TPNPB-OPM berbeda.
WHY: Ketegangan masyarakat terhadap dugaan pembunuhan warga sipil oleh aparat militer, klaim yang berbeda antara pihak terkait, serta lemahnya pendekatan aparat keamanan terhadap warga asli Papua yang berujung pada kerusuhan dan pembakaran kendaraan.

Analisis Level Ancaman

Senjata: senjata api
Sarana: tanpa kendaraan
Metode: terorganisir
Jaringan: lokal
Dukungan: dalam negeri
Bisnis: tak berbisnis
Skill: terlatih
Jenis Aktor: bukan negara
Kepentingan: lain-lain
Intensitas: insidental
Komitmen: terencana
Instrumen: fisik
Target: individu sipil

Perihal: Penembakan terhadap tiga warga asli Papua yang diklaim sebagai anggota kelompok pro-kemerdekaan Papua oleh aparat militer Indonesia di Puncak Jaya, Papua Tengah.

Opini dan Prediksi: Berdasarkan fakta-fakta tersebut, terjadinya peristiwa tersebut dipengaruhi oleh ketidakpastian dalam identifikasi target, ketegangan antara aparat militer dan masyarakat lokal, serta konflik kepentingan antara pemerintah dan gerakan separatisme. Pelaku kira-kira merupakan individu yang terlibat dalam konflik politik di wilayah Papua, dengan motif dan kepentingan politik yang mendasarinya. Untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan, penting untuk melakukan dialog antara pihak yang terlibat, mendengarkan aspirasi masyarakat lokal, meningkatkan kepercayaan antara aparat keamanan dan masyarakat, serta memastikan penegakan hukum yang adil dan transparan dalam menangani kasus-kasus serupa. Promosi perdamaian, keadilan, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia juga merupakan langkah kunci untuk memastikan keamanan dan stabilitas di Papua.

Level ancaman relatif terhadap keamanan nasional = 0.79

Kericuhan dalam aksi demo Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di Patung Kuda, Jakarta Pusat.

WHAT: Kericuhan dalam aksi demo Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di Patung Kuda, Jakarta Pusat.
WHO: (1) Massa aksi BEM SI, (2) Polisi yang berjaga di lokasi, (3) Koordinator Pusat BEM SI dengan nama Herianto.
WHEN: Hari Senin, 22-07-2024 17.30 WIB.
WHERE: Patung Kuda, Kelurahan Gambir, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, DKI Jakarta.
HOW/Chronology: Massa aksi BEM SI menumbangkan satu barier beton yang ditarik dengan tali tambang di Patung Kuda. Setelah percobaan gagal di sisi timur, mereka berhasil menumbangkan barikade beton dari sisi barat dalam beberapa menit. Hal ini membuat suasana semakin ramai dan polisi mendekat untuk mengendalikan situasi.
WHY: Kericuhan terjadi karena BEM SI ingin menyampaikan aspirasinya kepada Jokowi atau perwakilan, namun polisi menginginkan agar aksi ini berjalan dengan damai tanpa bentrok antara kedua belah pihak.

Analisis Level Ancaman

Senjata: tanpa senjata
Sarana: tanpa kendaraan
Metode: terorganisir
Jaringan: nasional
Dukungan: dalam negeri
Bisnis: tak berbisnis
Skill: terlatih
Jenis Aktor: bukan negara
Kepentingan: politik
Intensitas: sesekali
Komitmen: terencana
Instrumen: fisik
Target: presiden

Perihal: Kericuhan terjadi dalam aksi demo Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di Patung Kuda, Jakarta Pusat.

Opini dan Prediksi: Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kericuhan ini antara lain disebabkan oleh ketegangan antara massa aksi yang ingin menyampaikan aspirasi kepada presiden dengan polisi yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban. Dalang kejadian ini mungkin adalah pihak-pihak yang ingin memanfaatkan situasi tersebut untuk tujuan politik tertentu atau menciptakan kekacauan. Untuk mencegah terjadinya kericuhan serupa di masa depan, perlu adanya dialog yang lebih terbuka antara pihak keamanan dengan pihak demonstran untuk mencari solusi damai dalam menyampaikan aspirasi tanpa harus merusak fasilitas umum atau menciptakan ketegangan yang dapat berujung pada bentrok. Tindakan preventif seperti peningkatan pengawasan dan penanganan yang cepat terhadap potensi kerusuhan juga penting untuk mencegah terulangnya kejadian seperti ini.

Level ancaman relatif terhadap keamanan nasional = 0.65

Pengeroyokan terhadap anggota Polsek Kaliwates Aipda Parmanto Indrajaya oleh rombongan PSHT.

WHAT: Pengeroyokan terhadap anggota Polsek Kaliwates Aipda Parmanto Indrajaya oleh rombongan PSHT.
WHO: Aipda Parmanto Indrajaya (anggota Polsek Kaliwates), rombongan PSHT, Wakapolres Jember Kompol Jimmy Heryanto Hasiholan Manurung.
WHEN: Senin, 22-07-2024.
WHERE: Jalan Hayam Wuruk (pertigaan) di Kaliwates, Jember, Jawa Timur.
HOW/Chronology: Parmanto dan rombannya datang ke lokasi untuk menghalau rombongan PSHT yang sedang melakukan penutupan jalan. Saat Parmanto turun dari mobil patroli untuk mengimbau rombongan, mereka malah menyerangnya dan melempari mobil patroli dengan batu.
6. Mengapa: Pengeroyokan terjadi karena PSHT menolak imbauan untuk tidak menutup jalan raya dan mengganggu arus lalu lintas, sehingga terjadi ketegangan antara anggota polisi dan rombongan PSHT.

Analisis Level Ancaman

Senjata: tanpa senjata
Sarana: mobil
Metode: tidak terorganisir
Jaringan: lokal
Dukungan: dalam negeri
Bisnis: tak berbisnis
Skill: terlatih
Jenis Aktor: bukan negara
Kepentingan: SARA
Intensitas: insidental
Komitmen: tidak terencana
Instrumen: fisik
Target: aparat sipil

Perihal: Pengeroyokan anggota polisi oleh rombongan PSHT di Jember

Opini dan Prediksi: Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya peristiwa tersebut mungkin melibatkan kesalahpahaman antara anggota polisi dan rombongan PSHT, serta kemungkinan adanya provokasi dari salah satu pihak. Pelaku dalam kasus ini adalah rombongan PSHT yang secara bersama-sama terlibat dalam tindakan pengeroyokan terhadap anggota polisi. Untuk mencegah kejadian serupa di masa depan, penting untuk meningkatkan dialog dan pemahaman antara kepolisian dan komunitas/organisasi terkait serta memperkuat pendekatan preventif melalui edukasi, pelatihan, dan penegakan hukum yang berkeadilan.

Level ancaman relatif terhadap keamanan nasional = 0.75

Aksi tawuran antar pelajar SMA yang melibatkan pembacokan dan kehadiran petugas Polri dengan senjata peringatan.

WHAT: Aksi tawuran antar pelajar SMA yang melibatkan pembacokan dan kehadiran petugas Polri dengan senjata peringatan.
WHO: (1) Anggota Polri yang melakukan tembakan peringatan, (2) Pelaku tawuran yang diidentifikasi sebagai GRS, ME, dan MR, (3) Korban pembacokan dengan inisial MEW.
WHEN: Hari Sabtu, 18-07-2024.
WHERE: SMP Pandutama, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat.
HOW/Chronology: Pelaku tawuran mengejar korban hingga terjadi pembacokan di depan SMP Pandutama. Petugas memberikan tembakan peringatan untuk menghentikan aksi pelaku. Pembacokan korban MEW terjadi di TKP yang diikuti dengan tembakan peringatan dan pelaku berhasil diamankan.
WHY: Tawuran antar pelajar SMA terjadi akibat pertikaian antar kelompok yang diduga berujung pada kekerasan fisik. Kehadiran petugas Polri untuk menangani situasi tersebut menyebabkan penggunaan tembakan peringatan untuk menghentikan aksi pelaku.

Analisis Level Ancaman

Senjata: senjata tajam
Sarana: tanpa kendaraan
Metode: terorganisir
Jaringan: lokal
Dukungan: dalam negeri
Bisnis: tak berbisnis
Skill: terlatih
Jenis Aktor: bukan negara
Kepentingan: lain-lain
Intensitas: insidental
Komitmen: terencana
Instrumen: fisik
Target: individu sipil

Perihal: Aksi tawuran antar pelajar SMA di wilayah Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor pada 18 Juli 2024

Opini dan Prediksi: Terjadinya peristiwa tawuran tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti konflik pribadi antar individu, kurangnya pemahaman akan penyelesaian konflik secara damai, dan kurangnya pengawasan dan pendampingan dari orang tua atau pendidik. Pelaku dalam kejadian ini adalah pelajar yang terlibat dalam tawuran dan menggunakan senjata tajam. Untuk mencegah terjadinya kejadian serupa di masa depan, perlu dilakukan upaya pencegahan di tingkat pendidikan dengan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang konflik dan resolusi damai, serta meningkatkan pengawasan oleh orang tua dan sekolah terhadap aktivitas para pelajar. Disiplin hukum juga perlu ditegakkan untuk memberikan efek jera dan bertanggung jawab atas tindakan kekerasan yang dilakukan.

Level ancaman relatif terhadap keamanan nasional = 0.75