Penembakan misterius yang menewaskan petinju profesional bernama Johny Mangi di Kota Malang.

WHAT: Penembakan misterius yang menewaskan petinju profesional bernama Johny Mangi di Kota Malang.
WHO: Johny Mangi, Yan Mangi Ratu (ayah Johny), sejumlah saksi, dan kemungkinan pelaku penembakan yang tidak diketahui identitasnya.
WHEN: Hari Senin, 16-05-1983 (tanggal penembakan Johny Mangi).
WHERE: Kota Malang, Jawa Timur.
HOW/Chronology: Johny Mangi ditembak di kepala dan ditemukan sekitar 250 meter dari rumah orang tuanya. Terdapat berbagai versi terkait penyebab penembakan, seperti teori Russian Roulette, bunuh diri, kecelakaan, atau pembunuhan terkait operasi Petrus.
WHY: Penyebab penembakan masih menjadi misteri besar, dengan berbagai spekulasi yang mencakup banyak kemungkinan, mulai dari aksi bunuh diri hingga kemungkinan pembunuhan terhadap Johny Mangi yang berani dan memiliki banyak musuh akibat tindakan-tindakannya.

Analisis Level Ancaman

Senjata: senjata ringan
Sarana: tanpa kendaraan
Metode: terorganisir
Jaringan: lokal
Dukungan: tidak diketahui
Bisnis: tak berbisnis
Skill: terlatih
Jenis Aktor: tidak diketahui
Kepentingan: pribadi
Intensitas: insidental
Komitmen: terencana
Instrumen: fisik
Target: individu sipil

Perihal: Penembakan misterius terhadap petinju profesional Johny Mangi, yang menimbulkan kebingungan dalam penjelasan motif dan pelaku.
Opini dan Prediksi: Kejadian serupa pernah terjadi di masa lalu dengan kasus pembunuhan dan kejadian petrus. Berdasarkan hal ini, kemungkinan kejadian serupa bisa terjadi lagi di masa depan karena adanya konflik personal atau kelompok, ketidakstabilan keamanan, dan kurangnya kejelasan dalam proses penyelidikan dan penegakan hukum. Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya kejadian serupa antara lain adalah perselisihan pribadi, konflik internal, dan kelemahan sistem hukum dan keamanan.

Ayah di Tulungagung menganiaya hingga membunuh anaknya yang berusia tiga tahun.

WHAT: Ayah di Tulungagung menganiaya hingga membunuh anaknya yang berusia tiga tahun.
WHO: Pelaku berusia 29 tahun, bernama RAP, warga Desa Blimbing, Kecamatan Rejotangan, Tulungagung. Korban berinisial MAK (3).
WHEN: Hari Senin, 13-05-2024 pukul 20.30 WIB.
WHERE: Desa Blimbing, Kecamatan Rejotangan, Tulungagung.
HOW/Chronology: Peristiwa dimulai saat korban MAK diasuh oleh pelaku di dalam rumah, sementara ibu korban berada di luar rumah. Pelaku tiba-tiba mencekik dan menindih korban di atas sofa. Pelaku juga diketahui membekap korban dengan bantal. Setelah dihentikan, korban menangis dan dibawa ke kamar oleh pelaku. Ibunda korban mengetahui kejadian tersebut saat pelaku memintanya untuk mengambilkan pisau.
WHY: Motif atau alasan mengapa pelaku melakukan tindakan tersebut tidak dijelaskan dalam teks tersebut.

Analisis Level Ancaman

Senjata: senjata tumpul
Sarana: tanpa kendaraan
Metode: tidak terorganisir
Jaringan: individu
Dukungan: berdiri sendiri
Bisnis: tak berbisnis
Skill: tidak terlatih
Jenis Aktor: tidak diketahui
Kepentingan: pribadi
Intensitas: insidental
Komitmen: terencana
Instrumen: fisik
Target: individu sipil

Perihal: Aniaya dan pembunuhan terhadap anak balita
Opini dan Prediksi: Kejadian serupa telah terjadi di masa lalu, dimana kasus kekerasan dalam keluarga dapat terulang pada masa mendatang jika tidak ada tindakan pencegahan dan perlindungan terhadap anak yang lebih kuat. Faktor-faktor seperti masalah kejiwaan, stress, dan ketidaktahuan dalam menangani konflik dapat mempengaruhi munculnya kejadian serupa. Oleh karena itu, perlu adanya edukasi dan perhatian lebih terhadap isu kekerasan dalam keluarga untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

Penetapan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pemotongan insentif pegawai di BPPD Kabupaten Sidoarjo oleh KPK.

WHAT: Penetapan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pemotongan insentif pegawai di BPPD Kabupaten Sidoarjo oleh KPK.
WHO: Tersangka Ahmad Muhdlor Ali, tim penyidik KPK, Wakil Ketua KPK Johanis Tanak, dan Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri.
WHEN: Hari Selasa, 16-04-2024.
WHERE: Jakarta Selatan, dan Rutan Cabang KPK.
HOW/Chronology: KPK menetapkan Ahmad Muhdlor Ali sebagai tersangka pada tanggal 16 April 2024. Pada tanggal 3 Mei 2024, tim kuasa hukum Ahmad Muhdlor memberikan konfirmasi bahwa Bupati tersebut tidak bisa memenuhi panggilan pemeriksaan tanpa alasan ketidakhadiran. KPK kemudian pada tanggal 6 Mei 2024 membuka opsi untuk melakukan jemput paksa terhadap Ahmad Muhdlor sesuai dengan ketentuan KUHAP.
WHY: Ketidakhadiran Ahmad Muhdlor Ali tanpa alasan yang jelas pada panggilan pemeriksaan yang dilakukan oleh KPK.

Analisis Level Ancaman

Senjata: tanpa senjata
Sarana: tanpa kendaraan
Metode: terorganisir
Jaringan: nasional
Dukungan: dalam negeri
Bisnis: tak berbisnis
Skill: terlatih
Jenis Aktor: bukan negara
Kepentingan: politik
Intensitas: insidental
Komitmen: terencana
Instrumen: fisik
Target: aparat sipil

Perihal: Penetapan status tersangka dan penjadwalan pemeriksaan terhadap tersangka Bupati Sidoarjo dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi.
Opini dan Prediksi: Kejadian serupa terkait dengan penanganan kasus korupsi oleh KPK telah terjadi sebelumnya di Indonesia. Prediksi terkait kejadian serupa bisa terjadi lagi di masa depan karena masih adanya praktik korupsi di berbagai daerah di Indonesia. Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya kejadian serupa antara lain kesempatan untuk melakukan tindak korupsi, kurangnya kesadaran hukum, dan lingkungan yang mendukung praktik korupsi.

Polda Sulawesi Tengah memusnahkan narkoba jenis sabu seberat tiga kilogram.

WHAT: Polda Sulawesi Tengah memusnahkan narkoba jenis sabu seberat tiga kilogram.
WHO: Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah.
WHEN: Hari Selasa, 07-05-YYYY (tahun tidak disebutkan).
WHERE: Wilayah hukum Sulteng.
HOW/Chronology: Polisi Polda Sulawesi Tengah memusnahkan tiga kilogram sabu yang merupakan barang bukti dari dua kasus di wilayah hukum Sulteng.
6. Alasan: Mengamankan barang bukti narkoba jenis sabu yang berbahaya dan berpotensi merusak masyarakat serta menindak pelaku kejahatan narkotika.

Analisis Level Ancaman

Senjata: tanpa senjata
Sarana: tanpa kendaraan
Metode: terorganisir
Jaringan: lokal
Dukungan: dalam negeri
Bisnis: narkoba
Skill: terlatih
Jenis Aktor: bukan negara
Kepentingan: kekayaan
Intensitas: kadang-kadang
Komitmen: terencana
Instrumen: fisik
Target: individu sipil

Perihal: Polda Sulawesi Tengah memusnahkan narkoba jenis sabu seberat tiga kilogram
Opini dan Prediksi: Kejadian serupa dalam peredaran narkoba sering terjadi di masa lalu. Prediksi dapat menunjukkan bahwa kejadian serupa akan terus muncul di masa depan, karena peredaran narkoba masih menjadi masalah yang kompleks dan sulit diatasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya kejadian serupa antara lain tingginya permintaan pasar terhadap narkoba, kurangnya pengawasan yang ketat, dan potensi keuntungan finansial yang besar bagi pelaku.

Kepolisian Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Australia bekerjasama menangkap gembong narkoba internasional Fredy Pratama.

WHAT: Kepolisian Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Australia bekerjasama menangkap gembong narkoba internasional Fredy Pratama.
WHO: Fredy Pratama (buron), Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Kepolisian Thailand, Kepolisian Malaysia, dan Kepolisian Australia.
WHEN: Senin, 6-05-2024.
WHERE: Jakarta, Thailand, Malaysia, Australia.
HOW/Chronology: Fredy Pratama masih buron dan berada di Thailand. Dia masih aktif menyuplai bahan baku narkoba ke Jakarta. Fredy diketahui mengendalikan clandestine lab di Sunter, Jakarta Utara, yang digerebek oleh Satgas P3GN Polri. Polisi dari empat negara bekerjasama untuk menangkap Fredy dan mengusut jaringannya.
WHY: Fredy gencar mengirim narkoba dan membuat clandestine lab di Jakarta karena dana keuangannya sudah menipis, sehingga dia kehabisan modal.

Analisis Level Ancaman

Senjata: tanpa senjata
Sarana: tanpa kendaraan
Metode: terorganisir
Jaringan: internasional
Dukungan: luar negeri
Bisnis: narkoba
Skill: terlatih
Jenis Aktor: tidak diketahui
Kepentingan: kekayaan
Intensitas: insidental
Komitmen: terencana
Instrumen: fisik
Target: individu sipil

Perihal: Fredy Pratama menjadi buronan dalam kasus narkoba jaringan internasional dan terlibat dalam pengiriman bahan baku narkoba serta pengelolaan clandestine lab di Jakarta.
Opini dan Prediksi: Kejadian serupa telah terjadi di masa lalu dalam kasus peredaran narkoba berskala internasional. Prediksi terkait kejadian serupa di masa depan bisa terjadi jika kolaborasi antar negara dalam pemberantasan jaringan narkoba tidak optimal. Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya kejadian serupa antara lain adalah ketidakmampuan penegak hukum mengatasi perdagangan narkoba lintas negara serta kecenderungan kelompok kriminal untuk terus melakukan kegiatan ilegal demi keuntungan finansial yang besar.

Fredy Pratama, gembong narkoba jaringan internasional, masih buron dan terus menyuplai narkoba ke Jakarta.

WHAT: Fredy Pratama, gembong narkoba jaringan internasional, masih buron dan terus menyuplai narkoba ke Jakarta.
WHO: Fredy Pratama, Kepolisian Republik Indonesia (Polri), dan kepolisian dari Thailand, Malaysia, dan Australia.
WHEN: Senin, 06-05-2024.
WHERE: Jakarta, Sunter (clandestine lab), Thailand (Fredy Pratama bersembunyi di hutan).
HOW/Chronology: Fredy Pratama masih buron dan berada di Thailand, di dalam hutan. Ia terus menyuplai bahan baku narkoba ke Jakarta, yang diproduksi oleh anak buahnya. Polri mengungkap bahwa clandestine lab di Sunter, Jakarta Utara, masih dikendalikan oleh Fredy Pratama. Kasus TPPU istri Fredy Pratama ditangani oleh kepolisian Thailand.
WHY: Fredy Pratama terus melakukan kegiatan ilegal karena dana keuangannya sudah menipis dan dia kehabisan modal.

Analisis Level Ancaman

Senjata: narkoba
Sarana: tanpa kendaraan
Metode: terorganisir
Jaringan: internasional
Dukungan: luar negeri
Bisnis: narkoba
Skill: terlatih
Jenis Aktor: bukan negara
Kepentingan: kekayaan
Intensitas: insidental
Komitmen: terencana
Instrumen: fisik
Target: individu sipil

Perihal: Fredy Pratama masih buron dan masih aktif dalam menyuplai narkoba serta melakukan pencucian uang.
Opini dan Prediksi: Kejadian serupa dalam kasus penyalahgunaan narkoba dan pencucian uang telah terjadi sebelumnya di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Prediksi kejadian serupa dapat terjadi lagi di masa depan karena sifat bisnis ilegal seperti ini cenderung terus berlanjut, terutama jika pelaku masih dalam kebebasan dan memiliki jaringan yang kuat. Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya kejadian serupa termasuk kurangnya kerja sama internasional, minimnya penegakan hukum yang efektif, serta tingginya permintaan pasar terhadap narkoba.

Kelompok narkoba internasional yang dipimpin oleh Fredy Pratama masih buron dan aktif dalam menyuplai bahan baku narkoba ke Jakarta.

WHAT: Kelompok narkoba internasional yang dipimpin oleh Fredy Pratama masih buron dan aktif dalam menyuplai bahan baku narkoba ke Jakarta.
WHO: Fredy Pratama sebagai gembong narkoba internasional, Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Kepolisian Thailand, Malaysia, dan Australia.
WHEN: Hari Senin, 06-05-2024.
WHERE: Jakarta, Indonesia dan Thailand.
HOW/Chronology: Fredy Pratama masih buron dan berada di Thailand. Dia aktif dalam menyuplai bahan baku narkoba, termasuk ke Jakarta. Fredy diketahui mengendalikan clandestine lab di Sunter, Jakarta Utara. Polri bersama kepolisian dari tiga negara berkoordinasi untuk menangkap Fredy dan menyerahkan kasus pencucian uang istrinya kepada kepolisian Thailand.
WHY: Fredy Pratama terus beroperasi dalam penyelundupan narkoba dan clandestine lab di Jakarta untuk memperoleh keuntungan finansial meskipun dana keuangannya sudah menipis.

Analisis Level Ancaman

Senjata: tanpa senjata
Sarana: tanpa kendaraan
Metode: terorganisir
Jaringan: internasional
Dukungan: luar negeri
Bisnis: narkoba
Skill: terlatih
Jenis Aktor: bukan negara
Kepentingan: kekayaan
Intensitas: insidental
Komitmen: terencana
Instrumen: fisik
Target: individu sipil

Perihal: Kegiatan penyelundupan dan penyalahgunaan narkoba oleh gembong narkoba internasional Fredy Pratama yang masih buron.
Opini dan Prediksi: Kejadian serupa telah terjadi di masa lalu, dimana gembong narkoba internasional yang buron masih beroperasi dan menyuplai bahan narkoba ke wilayah Indonesia. Prediksi kejadian serupa dapat terjadi lagi di masa depan jika upaya pengamanan dan pemberantasan jaringan narkoba tidak ditingkatkan secara internasional. Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya kejadian serupa adalah kerjasama antar negara yang belum optimal dalam menangani kejahatan lintas negara serta ketidakmampuan dalam memutus rantai pasok narkoba secara efektif.

Penikaman oleh seorang pria bernama M kepada mantan istrinya SA di Kota Semarang, Jawa Tengah.

WHAT: Penikaman oleh seorang pria bernama M kepada mantan istrinya SA di Kota Semarang, Jawa Tengah.
WHO: Pelaku penikaman M (46) dan korban mantan istrinya SA (30). Kasat Reskrim Polrestabes Semarang Kompol Andika Dharma Sena juga terlibat dalam penangkapan pelaku.
WHEN: Hari 21-04-2024.
WHERE: Kembangarum, Semarang Barat, Jawa Tengah.
HOW/Chronology: Pelaku menikam mantan istrinya saat ia masih bekerja di rumah majikannya. Korban diketahui sudah tidak bisa ditemui selama tujuh bulan. Pelaku ditangkap setelah melarikan diri ke Ambarawa, Kabupaten Semarang.
WHY: Pelaku nekat menikam mantan istrinya karena ia merasa dendam terhadap korban yang sudah lama tidak bisa ditemuinya, meski alasan dendam tersebut tidak dijelaskan secara rinci.

Analisis Level Ancaman

Senjata: senjata tajam
Sarana: tanpa kendaraan
Metode: tidak terorganisir
Jaringan: lokal
Dukungan: berdiri sendiri
Bisnis: tak berbisnis
Skill: tidak terlatih
Jenis Aktor: bukan negara
Kepentingan: pribadi
Intensitas: insidental
Komitmen: tidak terencana
Instrumen: fisik
Target: individu sipil

Perihal: Pelaku menikam mantan istrinya di Kota Semarang, Jawa Tengah
Opini dan Prediksi: Kejadian serupa sering terjadi di berbagai tempat akibat konflik personal dan emosional antara individu. Prediksi kejadian serupa bisa terjadi lagi di masa depan jika tidak ada tindakan pencegahan yang cukup terutama dalam menangani konflik antarindividu, memperhatikan isu-isu kesehatan mental, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengendalian emosi dan penyelesaian konflik secara damai.

Dugaan pelecehan seksual yang melibatkan mantan Ketua DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Jakarta Barat berinisial ANL terhadap seorang wanita berinisial WS (29).

WHAT: Dugaan pelecehan seksual yang melibatkan mantan Ketua DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Jakarta Barat berinisial ANL terhadap seorang wanita berinisial WS (29).
WHO: Mantan Ketua DPD PSI Jakarta Barat (ANL), wanita berinisial WS, Kabid Humas Polda Metro Jaya (Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi), Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI DKI Jakarta (Elva Farhi Qolbina).
WHEN: Rabu, 10-01-2024 (dilaporkan oleh WS) dan Selasa, 26-03-2024 (ANL mengundurkan diri).
WHERE: Jakarta.
HOW/Chronology: WS melaporkan ANL atas dugaan pelecehan seksual sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022. ANL kemudian mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua DPD PSI Jakarta Barat.
WHY: Pelecehan seksual tersebut diduga terjadi antara ANL dan WS, yang kemudian dilaporkan dan diungkap ke publik.

Analisis Level Ancaman

Senjata: Tanpa senjata
Sarana: Tanpa kendaraan
Metode: Terorganisir
Jaringan: Lokal
Dukungan: Dalam negeri
Bisnis: Tak berbisnis
Skill: Terlatih
Jenis Aktor: Bukan negara
Kepentingan: Pribadi
Intensitas: Insidental
Komitmen: Terencana
Instrumen: Fisik
Target: Individu sipil

Perihal: Kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan mantan Ketua DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Jakarta Barat
Opini dan Prediksi: Kejadian serupa pelecehan seksual telah terjadi di masa lalu, baik melibatkan tokoh politik maupun figur publik lainnya. Prediksi terkait kejadian serupa bisa terjadi lagi di masa depan karena faktor-faktor seperti penggunaan kekuasaan dan posisi untuk melakukan pelecehan, ketidakadilan sistem hukum, dan ketidaksetaraan gender yang masih ada dalam masyarakat dapat mempengaruhi munculnya kasus-kasus pelecehan seksual yang serupa. Penting untuk terus melakukan pendidikan dan advokasi terkait hak-hak perempuan serta melakukan langkah-langkah preventif untuk mencegah kejadian pelecehan seksual di masa depan.

Polres Karimun menggagalkan upaya penyelundupan enam calon pekerja migran Indonesia ilegal asal Nusa Tenggara Barat tujuan Malaysia dengan menggunakan perahu cepat.

WHAT: Polres Karimun menggagalkan upaya penyelundupan enam calon pekerja migran Indonesia ilegal asal Nusa Tenggara Barat tujuan Malaysia dengan menggunakan perahu cepat.
WHO: Kapolres Karimun AKBP Fadli Agus, seorang tersangka berinisial I, enam calon pekerja migran Indonesia ilegal, dan orang berinisial W yang masuk daftar pencarian.
WHEN: Hari Rabu, 17-04-2019 14.00 WIB (informasi diperoleh) dan Kamis, 18-04-2019 01.00 WIB (penangkapan perahu cepat).
WHERE: Karimun, Kepulauan Riau, Indonesia.
HOW/Chronology: Berawal dari informasi masyarakat, polisi menggagalkan rencana penyelundupan PMI ilegal melalui Pantai Pelawan, Karimun menggunakan perahu cepat. Enam calon PMI dan seorang tekong berhasil diamankan di bibir pantai. Tersangka mendapat upah sebesar Rp4 juta dari tersangka lain berinisial W.
WHY: Penyelundupan terjadi karena adanya upaya ilegal untuk mengirimkan calon PMI ke Malaysia tanpa prosedur yang benar, melanggar Undang-Undang Nomor 18 tahun 2017 tentang pekerja migran Indonesia.

Analisis Level Ancaman

Senjata: Tanpa senjata
Sarana: Kapal motor
Metode: Terorganisir
Jaringan: Lokal
Dukungan: Dalam negeri
Bisnis: Tak berbisnis
Skill: Terlatih
Jenis Aktor: Bukan negara
Kepentingan: Lain-lain
Intensitas: Insidental
Komitmen: Terencana
Instrumen: Kombinasi
Target: Individu sipil

Perihal: Gagalkan upaya penyelundupan enam calon pekerja migran Indonesia ilegal asal Nusa Tenggara Barat tujuan Malaysia dengan menggunakan perahu cepat.
Opini dan Prediksi: Kejadian serupa telah terjadi sebelumnya di wilayah-wilayah perbatasan di Indonesia. Prediksi kejadian serupa bisa terjadi lagi di masa depan karena adanya permintaan pekerja ilegal di negara-negara tetangga dan kondisi ekonomi yang mungkin mendorong orang untuk mencari kesempatan di luar negeri. Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya kejadian serupa antara lain kurangnya pengawasan di perbatasan, maraknya praktik penyelundupan manusia, dan tindakan ilegal yang dilakukan oknum tertentu untuk memperoleh keuntungan.