Level Ancaman: 1.08

Aksi teror yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di wilayah Intan Jaya, Papua.

Rangkuman:
WHAT: Aksi teror yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di wilayah Intan Jaya, Papua.
WHO: Kelompok kriminal bersenjata, masyarakat Papua, aparat keamanan TNI-Polri, Kapendam XVII/Cenderawasih, Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid.
WHEN: Pada Selasa (11/4) dan Rabu (12/4) di tahun yang tidak disebutkan.
WHERE: Kabupaten Intan Jaya, Distrik Agisiga, Papua Tengah, Provinsi Papua.
HOW/Chronology: KKB melakukan intimidasi terhadap para perempuan di pasar dan warga di Kampung Mambak Sugapa, mengancam dan mengusir mereka. Mereka juga memutar fakta dan memfitnah pasukan TNI-Polri, serta melakukan penembakan terhadap warga sipil dan pesawat.
WHY: Aksi teror dilakukan oleh KKB untuk memperjuangkan tujuan politik mereka dan menimbulkan ketakutan serta kekacauan di wilayah Intan Jaya, Papua. Mereka juga mencoba memanfaatkan media untuk menyebarkan propaganda negatif terhadap pasukan TNI-Polri.

Analisis Level Ancaman

Senjata: senjata ringan
Sarana: tanpa kendaraan
Metode: terorganisir
Jaringan: lokal
Dukungan: dalam negeri
Bisnis: tak berbisnis
Skill: terlatih
Jenis Aktor: bukan negara
Kepentingan: SARA
Intensitas: insidental
Komitmen: terencana
Instrumen: fisik
Target: individu sipil

Perihal: Aksi teror kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua

Opini dan Prediksi: Pelaku dalam kejadian tersebut adalah kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua yang menggunakan metode teror, propaganda, intimidasi, dan ancaman. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian ini antara lain adalah ketegangan politik, ketidakpuasan sosial, serta pengaruh ekstremisme dan radikalisme di wilayah Papua. Dalang dari kejadian ini adalah pihak-pihak yang ingin memanfaatkan ketegangan dan konflik di Papua untuk kepentingan politik atau ideologis tertentu. Untuk mencegah kejadian serupa di masa depan, diperlukan pendekatan yang holistik dan inklusif antara pemerintah, aparat keamanan, LSM, dan masyarakat Papua untuk memperkuat dialog, penegakan hukum yang adil, serta pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif untuk mencegah eskalasi kekerasan dan konflik di wilayah tersebut.

Level ancaman relatif terhadap keamanan nasional = 1.08

Teks asli
Aksi teror kerap dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di berbagai wilayah di Papua. Dalam aksi serangannya KKB sering mengeluarkan propaganda, salah satunya fitnah terhadap pasukan TNI-Polri. Kelompok kriminal bersenjata (KKB) atau Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) kembali bergeliat. Pada Selasa (11/4) KKB diketahui melakukan intimidasi dengan cara mengusir dan mengancam para perempuan agar tak berjualan di pasar wilayah Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah. Kemudian, pada Rabu (12/4) KKB juga mengusir warga di Kampung Mambak Sugapa, Intan Jaya, untuk mengosongkan kampungnya dengan alasan akan berperang dengan aparat keamanan TNI-Polri. Kedua kejadian tersebut merupakan bagian kecil dari banyaknya aksi teror KKB di wilayah Intan Jaya. Dalam aksinya itu KKB juga kerap memutar balik fakta dan memfitnah dengan memanfaatkan media sosial maupun media massa untuk menyebar propaganda seolah-olah pelakunya adalah TNI-Polri. Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Kav Herman Taryaman, mengatakan KKB kerap menggunakan cara licik dengan memutar balik fakta ketika melakukan aksi terornya terhadap masyarakat. Beberapa anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) pimpinan Egianus Kogoya. (Courtesy: TPNPB-OPM) Beberapa anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) pimpinan Egianus Kogoya. (Courtesy: TPNPB-OPM) “KKB berulah, kami disalahkan. KKB berulah, pemerintah disalahkan. KKB berulah, TNI-Polri disalahkan dan dijadikan sasaran fitnah,” katanya, Jumat (14/4). Herman pun meminta kepada masyarakat agar tidak mudah percaya dengan apa yang disampaikan oleh KKB. Apalagi KKB kerap menyebarkan hoaks. “Tidak mungkin TNI-Polri menyengsarakan masyarakat. Justru TNI-Polri hadir untuk melindungi masyarakat dan memastikan pembangunan berjalan di Papua,” ucapnya. Kemudian, Kapendam XVII/Cenderawasih juga mengungkapkan KKB pada Jumat (14/4) kembali melakukan intimidasi dan mengancam membunuh warga dan pejabat pemerintah agar tidak datang ke Distrik Agisiga, Intan Jaya. Dua anggota TNI-Polri yang tewas ditembak oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Ilu, Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua Pegunungan, Sabtu, 25 Maret 2023. (Foto: Polda Papua) BACA JUGA: Dua Anggota TNI-Polri Tewas Ditembak KKB di Puncak Jaya, Polisi Siaga Satu Ancaman KKB itu dinilai telah membuat masyarakat resah. Namun dengan kehadiran aparat keamanan TNI-Polri dari Satgas Yonif 305/Tengkorak, KKB berhasil diusir dari kampung tersebut. “KKB selalu meresahkan dan selalu menyusahkan masyarakat. Saat ini masyarakat sudah berani melawan gerombolan KKB termasuk pegawai-pegawai pemerintahan di Intan Jaya,” ujar Herman. Dengan propaganda yang kerap disebar oleh KKB. TNI meminta agar semua pihak termasuk media untuk lebih selektif dan tidak mudah percaya dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh KKB. “Tidak mungkin aparat keamanan TNI-Polri menyengsarakan masyarakat. Apalagi sampai menembak dan membunuh warga sipil. Yang pasti tugas TNI-Polri membantu pemerintah dalam menyelenggarakan pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat di wilayah Papua,” pungkas Herman. Juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom (kanan). (Courtesy- TPNPB-OPM) Juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom (kanan). (Courtesy- TPNPB-OPM) Bantahan TPNPB-OPM Sementara itu juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, membantah pernyataan dari TNI tersebut. Bahkan dia malah menuding balik jika TNI-Polri yang melakukan teror di Papua, terutama wilayah Intan Jaya. “Mereka yang teror dan bunuh orang asli Papua. Itu dilakukan oleh TNI-Polri. Jadi kami bisa memberikan pembuktian, fakta-fakta di lapangan menunjukkan bahwa TNI-Polri yang kejam dan brutal terhadap orang asli Papua,” katanya. Kemudian, KKB juga dilaporkan telah melakukan penembakan terhadap pesawat Asian One Cessna Grand Carava C208B saat mendarat di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, Jumat (14/4). Meskipun dihujani tembakan, pesawat tersebut kembali diizinkan terbang kembali ke Timika. Pesawat maskapai Trigana Air yang ditembaki oleh orang tak dikenal di Bandara Nop Goliat Dekat, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, Sabtu, 11 Maret 2023. (Courtesy: Polda Papua) BACA JUGA: KKB Diduga Tembaki Pesawat Trigana Air di Yahukimo “Kami berhasil menembak satu pesawat yang mengangkut logistik TNI-Polri. Kami sudah berulang kali menyampaikan kepada pemerintah Indonesia. Namun masih saja kepala batu menerbangkan pesawat masuk di wilayah zona perang,” ungkap Sebby. Amnesty Internasional: Masyarakat Sipil Paling Terdampak Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid, mengatakan masyarakat sipil menjadi pihak yang paling terdampak akibat kekerasan terkait pemberontakan di Papua. Hal itu menunjukkan bahwa pendekatan operasi keamanan sebenarnya tidak tepat untuk dilanjutkan. Direktur Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, saat memberikan keterangan pers, Senin 21 Maret 2022. (VOA) Direktur Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, saat memberikan keterangan pers, Senin 21 Maret 2022. (VOA) “Kematian akibat kekerasan terkait pemberontakan jumlah yang paling besar adalah warga sipil. Itu menunjukkan jelas warga sipil menjadi pihak yang paling terdampak. Tapi juga anggota TNI-Polri serta kelompok pemberontak mengalami kematian yang tidak sedikit,” kata Usman dalam sebuah diskusi, Jumat (14/4). Usman juga menilai kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia di Papua tak bisa dihentikan karena adanya politik labelisasi negara terhadap kelompok-kelompok tertentu. “Salah satunya karena politik labelisasi negara terhadap kelompok masyarakat di Papua yang melakukan tuntutan-tuntutan politiknya tidak diterima oleh negara. Labelisasi ini mulai dari kriminal, separatis, dan teroris,” ungkapnya.