Rangkuman:
WHAT: Serangkaian bom meledak di tiga tempat berbeda di Bali, mengakibatkan 23 orang tewas.
WHO: Korban yang terdiri dari turis asing dan warga lokal, petugas medis dan dokter yang menangani korban, serta pihak kepolisian yang melakukan evakuasi dan penyelidikan.
WHEN: Minggu, 02-10-2005 pukul 18.50 – 19.05 Wita.
WHERE: Bali, dengan ledakan terjadi di Hotel Four Season Jimbaran, Matahari Kuta Square, Kafe Nyoman dan Menega di Jimbaran, serta Hotel Westin di Nusa Dua.
HOW: Enam bom meledak hampir bersamaan di tiga lokasi berbeda di Bali. Ledakan terjadi di tempat-tempat publik yang ramai dikunjungi, mengakibatkan korban luka dan korban tewas. Pihak kepolisian juga menemukan benda yang dicurigai sebagai bom setelah melakukan sweeping di sekitar lokasi.
WHY: Peristiwa ini diduga sebagai serangan teroris yang merencanakan serangkaian bom di lokasi-lokasi wisata yang ramai dikunjungi.
Opini: Kejadian bom ini memberikan dampak yang sangat negatif terhadap masyarakat, terutama bagi sektor pariwisata Bali. Selain menimbulkan kerugian materi, kejadian ini juga menciptakan ketakutan dan ketidakamanan bagi masyarakat serta wisatawan. Perlu adanya langkah-langkah keamanan yang lebih ketat untuk mencegah dan menanggulangi serangan terorisme demi keamanan dan stabilitas Bali sebagai destinasi wisata yang populer.
Analisis Level Ancaman:
Senjata: bom
Sarana: tanpa kendaraan
Metode: terorganisir
Jaringan: regional
Dukungan: luar negeri
Bisnis: bahan peledak
Skill: terlatih
Jenis Aktor: bukan negara
Kepentingan: SARA
Intensitas: insidental
Komitmen: terencana
Instrumen: fisik
Target: individu sipil
Perihal: Serangkaian ledakan bom di tiga tempat berbeda di Bali yang menyebabkan korban jiwa dan luka-luka.
Opini dan Prediksi: Kejadian serupa pernah terjadi di masa lalu di Bali pada tahun 2002. Berdasarkan sejarah tersebut, prediksinya adalah kejadian serupa bisa terjadi lagi di masa depan jika upaya pencegahan terorisme tidak diintensifkan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemunculan kejadian serupa termasuk kelompok teroris yang terus berusaha menyebarkan ketakutan, kelengahan keamanan, dan kemungkinan adanya dukungan dari luar untuk melakukan tindakan terorisme. Diperlukan kerja sama yang kuat antara pihak keamanan internasional dan nasional untuk mencegah kejadian serupa terjadi di masa mendatang.
Teks asli
Lagi, Bom di Bali 23 Tewas
Minggu, 02 Oktober 2005
DENPASAR – Enam bom mengguncang tiga tempat berbeda di Bali, semalam. Dua ledakan terjadi di sekitar Hotel Four Season kawasan wisata Jimbaran, dua lainnya di sekitar Matahari Kuta Square, dan dua lagi di kawasan Nusa Dua. Menurut saksi mata, ledakan terjadi hampir bersamaan, yakni pukul 18.50 Wita, pukul 19.00 Wita, dan pukul 19.05 Wita. Ledakan di kawasan Kuta tepatnya terjadi di Raja’s Bar and Restaurant di dekat Kuta Town Square. “Orang-orang berlarian menyelamatkan diri. Sejumlah wisatawan asing terluka,” kata Yosi (24), pemilik sebuah toko di pantai Kuta.
Adapun di Jimbaran, bom meledak di Kafe Nyoman dan Menega. Saat ledakan terjadi, tempat itu sedang banyak pengunjung, karena bersamaan jam makan malam. Ledakan juga terjadi di Hotel Westin, di kawasan Nusa Dua.
Saksi mata menyebutkan, kejadian yang mengguncang Raja’s Bar and Restaurant cukup kuat dan terdengar sampai radius beberapa kilometer dari Kuta. Ledakan ini tidak saja menghancurkan seluruh isi bangunan restoran, tetapi juga beberapa bangunan yang ada di sekitarnya.
Darah berceceran di rumah makan itu. Pecahan kaca berserakan. Kaca jendela sejumlah toko lainnya juga pecah berantakan. Orang-orang menangis dan tampak sangat terguncang. Beberapa korban terluka ditandu dan dibawa ke rumah sakit dengan ambulans. Banyak warga asing panik. Ada dugaan, seperti dikatakan seorang pengamat intelijen, pelaku pengeboman ikut tewas. Dugaan itu didasarkan pada fakta salah seorang korban yang tubuhnya tercabik-cabik.
Hingga pukul 01.00, jumlah korban meninggal 23 orang. Enambelas korban berhasil diidentifikasi. Lima warga negara asing, di antaranya Aiko Kawasaki (warga negara Jepang), Brandon F (Australia). Korban luka-luka dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapat perawatan intensif oleh petugas medis dan dokter. Dari korban luka berat ataupun ringan, sebagian besar dirawat di Rumah Sakit Graha Asih, Kuta dan RSUP Sanglah, Denpasar. Jumlah korban luka-luka diperkirakan mencapai 100 orang. RSUP Sanglah Denpasar merawat 40 korban luka-luka, dua di antaranya luka berat akibat ledakan. Mereka sebagian besar terkena pecahan kaca akibat ledakan bom yang terjadi di Raja Restaurant and Bar, kompleks Kuta Square, kawasan wisata Kuta.
Selain RSUP Sanglah, korban juga dirujuk ke RS Graha Asih, Kuta, Klinik SOS Jimbaran, dan Jimbaran Klinik. “Puluhan korban ledakan rata-rata mengalami luka bakar dari mulai tingkat ringan hingga parah,” kata I Ketut Nuraini, petugas jaga di RSUP Sanglah, Denpasar.
Rata-rata para korban mulai berdatangan sekitar pukul 21.00 Wita atau dua jam setelah ledakan. Tentang jumlah dan identitas korban yang telah dirawat di RSUP Sanglah, dia mengatakan, “Sebagian besar turis asing yang biasa liburan di Kuta dan Jimbaran.”
Seluruh korban ledakan, menurut dia, dirujuk ke RSUP Sanglah setelah sebelumnya mendapat pertolongan pertama di sejumlah rumah sakit dan klinik kesehatan di Jimbaran dan Kuta. “Kami di sini hanya memberikan pertolongan pertama seperti pemberian oksigen dan infus, untuk kemudian di rujuk ke RSUP Sanglah untuk mendapat perawatan lebih lanjut,” kata petugas Klinik Jimbaran, Yuni.
Dia menjelaskan, jumlah yang telah ditangani pihak Klinik Jimbaran mencapai sepuluh orang dengan luka yang diderita berupa luka bakar tingkat ringan dan sedang.
Selain mengakibatkan jatuh korban, sarana komunikasi di kawasan Jimbaran dan Kuta juga sempat terganggu. Belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian mengenai kerusakan yang ditimbulkan akibat enam ledakan dua bom di tempat yang berbeda itu. Sampai berita ini diturunkan pukul 01.30, petugas masih sibuk melakukan evakuasi terhadap korban peristiwa yang mengguncang masyarakat Pulau Dewata dan wisatawan yang sedang berlibur di Bali.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri, Inspektur Jenderal Polisi Aryanto B Hardjo, belum bisa memberikan keterangan terkait peristiwa ledakan bom di Bali. “Saya belum bisa memberikan keterangan detail. Kami masih menelusuri data dan temuan di lapangan. Nanti kalau sudah terkumpul kami akan beberkan.”
Setelah melakukan sweeping di sekitar lokasi peledakan bom, polisi menemukan empat benda yang dicurigai sebagai bom. Tiga benda di antaranya kemudian diledakkan dan satunya lagi dibawa ke Asrama Brimob Bali.
Dari hasil penelitian, ternyata tiga benda yang diledakkan itu bukanlah bom. Namun satu benda yang dibawa ke Asrama Brimob besar kemungkinan dicurigai sebagai bom. “Yang diledakkan polisi ada tiga. Ternyata bukan bahan peledak. Hanya benda-benda yang mencurigakan,” kata Kapolda Bali I Made Mangkupastika dalam jumpa pers di Restoran Raja’s.
Peristiwa ini adalah kali kedua. Sebelumnya pada 12 Oktober 2002, yakni ledakan di kawasan wisata Legian, Kuta. Kejadian itu meluluhlantakkan bangunan restoran Sari Club dan Padis Pub serta sejumlah bangunan yang ada di sekitarnya.
Tragedi tersebut mengakibatkan 210 orang meninggal dan ratusan orang luka. Sebagian besar korban adalah wisatawan asing, terutama dari warga negara Australia. Menteri Luar Negeri Australia Alexander Downer kepada televisi Australian Broadcasting Company mengatakan, seorang warga Australia tewas dan tiga lainnya mengalami cedera. (ant,dtc,rtr-46v)