Level Ancaman: 1.03

Petugas mengamankan sejumlah orang usai aksi Hari Buruh di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah di Semarang yang berakhir ricuh.

Rangkuman:
WHAT: Petugas mengamankan sejumlah orang usai aksi Hari Buruh di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah di Semarang yang berakhir ricuh.
WHO: Petugas kepolisian, Kombes Pol. M. Syahduddi (Kapolrestabes Semarang), sejumlah provokator yang diduga kelompok Anarko dan mahasiswa, dan massa buruh.
WHEN: Hari Kamis, 01-05-2025.
WHERE: Kantor Gubernur Jawa Tengah, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
HOW/Chronology: Aksi Hari Buruh berlangsung lancar dan damai di pagi hingga sore. Namun, setelah buruh akan mengakhiri aksi, sekelompok massa provokator diduga berasal dari kelompok Anarko dan mahasiswa melakukan provokasi terhadap petugas dengan membakar ban, melempari petugas dengan batu dan botol. Polisi melakukan tindakan tegas untuk membubarkan aksi anarkis yang terjadi.
WHY: Provokasi diduga dilakukan oleh kelompok Anarko dan mahasiswa yang menyusup ke dalam aksi buruh, memicu terjadinya kericuhan dan aksi anarkis. Penyebab motif provokasi masih dalam pendalaman oleh pihak kepolisian.

Analisis Level Ancaman

Senjata: senjata tumpul (pembakaran ban dan pelemparan batu dan botol)
Sarana: tanpa kendaraan
Metode: terorganisir
Jaringan: lokal
Dukungan: dalam negeri
Bisnis: tak berbisnis
Skill: tidak terlatih
Jenis Aktor: bukan negara
Kepentingan: politik
Intensitas: kadang-kadang
Komitmen: terencana
Instrumen: fisik
Target: aparat sipil

Perihal: Kericuhan dalam aksi Hari Buruh di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah di Semarang akibat adanya provokasi oleh sekelompok massa yang diduga menyusup dari kelompok Anarko dan mahasiswa.

Opini dan Prediksi: Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya peristiwa tersebut antara lain adanya kelompok yang menyusup ke dalam aksi damai dengan tujuan provokasi, ketegangan antara massa aksi dan aparat keamanan, serta kemungkinan ketidakpuasan dari kelompok tertentu terhadap kondisi politik atau sosial. Pelaku utama diduga adalah kelompok Anarko dan mahasiswa yang menyusup ke aksi buruh. Untuk mencegah kejadian serupa di masa depan, perlu dilakukan pengawasan ketat terhadap pelaksanaan aksi massa, dialog terbuka antara aparat keamanan dan penyelenggara aksi, serta edukasi dan komunikasi yang baik agar aksi berjalan damai tanpa gangguan provokatif. Penegakan hukum tegas terhadap pelaku provokasi juga penting untuk memberikan efek jera.

Level ancaman relatif terhadap keamanan nasional = 1.03

Teks asli
Petugas mengamankan sejumlah orang usai aksi Hari Buruh di Semarang, Kamis (1/5/2025), yang berakhir ricuh. (ANTARA/I.C. Senjaya)
Semarang (ANTARA) – Polisi mengamankan sejumlah orang yang diduga sebagai provokator dalam aksi Hari Buruh di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah di Semarang, Kamis, yang berakhir ricuh.
Kapolrestabes Semarang Kombes Pol. M. Syahduddi mengatakan sejumlah provokator yang diamankan diduga merupakan kelompok Anarko dan mahasiswa yang menyusup ke aksi buruh.
“Untuk jumlah pasti yang diamankan masih kami data dan mintai keterangan,” tambahnya.
Ia menjelaskan aksi buruh yang digelar sejak pagi hingga sore berlangsung lancar dan damai.
“Saat buruh akan mengakhiri aksi, sekelompok massa yang diduga berasal dari Anarko dan mahasiswa melakukan provokasi terhadap petugas yang mengamankan aksi,” katanya.
Kelompok yang menyusup tersebut, lanjut dia, memprovokasi dengan membakar ban hingga melempari petugas dengan batu dan botol.
Polisi, menurut dia, melakukan tindakan tegas dengan membubarkan aksi yang masuk dalam kategori anarkis.
Sementara Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol. Artanto menambahkan aksi yang digelar buruh sebenarnya sudah berjalan aman dan damai.
“Bahkan aspirasi para buruh juga diterima langsung oleh Gubernur Jawa Tengah,” katanya.
Kepolisian sendiri masih mendalami motif provokasi dari kelompok yang diduga menyusup dalam aksi buruh tersebut.
Sebelumnya, polisi membubarkan aksi memperingati Hari Buruh di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah di Jalan Pahlawan, Kota Semarang, pada Kamis sore, setelah diduga muncul aksi provokasi oleh sekelompok massa berpakaian hitam di tengah para buruh.
Sekelompok orang berpakaian hitam kemudian ikut bergabung ke dalam massa aksi sekitar pukul 15.00 WIB.
Kericuhan pecah setelah kelompok buruh akan membubarkan diri setelah menyelesaikan aksi.