Lebih dari 1.000 orang di lembaga Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) terlibat dalam judi online atau daring.

WHAT: Lebih dari 1.000 orang di lembaga Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) terlibat dalam judi online atau daring.
WHO: Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Ivan Yustiavandana, anggota DPR dan DPRD, serta mereka yang bekerja di lingkungan Sekretariat Jenderal DPR/DPRD.
WHEN: Hari Rabu, belum spesifik tanggal dan bulan di tahun yang tidak disebutkan, di waktu sesi rapat kerja bersama Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta.
WHERE: Kompleks Parlemen, di Jakarta, DKI Jakarta.
HOW/Chronology: Ivan Yustiavandana menyampaikan dalam rapat kerja bahwa lebih dari 1.000 orang di lembaga DPR dan DPRD terlibat dalam judi online, dengan transaksi mencapai lebih dari 63.000 dan total nominal perputaran dana hingga Rp25 miliar. Anggota DPR meminta PPATK untuk memberikan informasi terkait hal ini dan menyarankan agar anggota yang terlibat diproses oleh Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR.
WHY: Fenomena maraknya judi daring dan terpaparnya anggota sejumlah institusi, termasuk DPR dan DPRD, yang terlibat dalam judi online. Respons terhadap hal ini adalah untuk memproses secara kode etik ke MKD DPR.

Analisis Level Ancaman

Senjata: tanpa senjata
Sarana: tanpa kendaraan
Metode: terorganisir
Jaringan: nasional
Dukungan: dalam negeri
Bisnis: tak berbisnis
Skill: terlatih
Jenis Aktor: bukan negara
Kepentingan: politik
Intensitas: insidental
Komitmen: terencana
Instrumen: non-fisik
Target: individu sipil

Perihal: Keterlibatan lebih dari 1.000 orang di lembaga DPR dan DPRD dalam judi online atau daring.

Opini dan Prediksi: Faktor yang mempengaruhi terjadinya peristiwa tersebut kemungkinan meliputi adanya kerentanan terhadap praktik judi daring di kalangan anggota lembaga legislatif, kurangnya pengawasan internal di dalam institusi, serta adanya tekanan eksternal dari pemangku kebijakan dan publik terkait pemberantasan korupsi. Pelaku pada kejadian ini kemungkinan adalah individu-individu yang terlibat dalam aktivitas judi daring dan memanfaatkan akses yang dimiliki di lingkup DPR dan DPRD. Untuk mencegah kejadian serupa agar tidak terulang di masa depan, diperlukan penegakan hukum yang tegas dan transparan terhadap pelaku, perbaikan mekanisme pengawasan internal di lembaga legislatif, serta penyadaran akan dampak negatif dari perilaku judi dalam menjalankan tugas negara.

Level ancaman relatif terhadap keamanan nasional = 0.78

Serangan siber Ransomware pada server Pusat Data Nasional Sementara (PDNS).

WHAT: Serangan siber Ransomware pada server Pusat Data Nasional Sementara (PDNS).
WHO: Hinsa Siburian (Kepala BSSN), Semuel Abrijani Pangerapan (Dirjen Aplikasi Informatika Kemenkominfo), instansi pusat dan daerah di Indonesia, Ditjen Imigrasi Kemenkumham, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, PUPR, Kominfo, Telkom Sigma.
WHEN: Hari Senin, 24-06-2024.
WHERE: Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) di Surabaya, Jawa Timur.
HOW/Chronology: Serangan Ransomware terjadi pada PDNS Surabaya menyebabkan dampak pada 210 instansi pusat dan daerah di Indonesia. Instansi seperti Ditjen Imigrasi dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sudah mulai beroperasi, sementara beberapa instansi masih dalam proses migrasi data. Kepala BSSN Hinsa Siburian dan Direktur Jenderal Semuel terlibat dalam menangani dan merespons kejadian tersebut.
WHY: Serangan siber Ransomware terjadi karena kebutuhan akan proses bisnis, proses jalannya pemerintahan, dan pembangunan pusat data nasional yang belum selesai sehingga dibuatlah pusat data sementara. Ransomware yang digunakan adalah Brain Cheaper, yang merupakan pengembangan terbaru dari Ransomware lockbit 3.0.

Analisis Level Ancaman

Senjata: senjata siber
Sarana: instrumen siber
Metode: terorganisir
Jaringan: nasional
Dukungan: dalam negeri
Bisnis: tak berbisnis
Skill: terlatih
Jenis Aktor: bukan negara
Kepentingan: kekayaan
Intensitas: insidental
Komitmen: terencana
Instrumen: kombinasi
Target: infrastruktur umum

Perihal: Serangan siber Ransomware terhadap server Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) berdampak pada 210 instansi pusat maupun daerah di Indonesia.

Opini dan Prediksi: Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya serangan tersebut dapat berupa ketidaksiapan dalam keamanan cyber, kelemahan sistem informasi, kurangnya kesadaran akan risiko serangan siber, serta potensi keuntungan finansial bagi para pelaku. Dalang atau pelaku pada serangan tersebut mungkin adalah kelompok atau individu yang memiliki pengetahuan teknis dalam bidang keamanan cyber dan mungkin berspekulasi dengan keuntungan finansial atau tujuan tertentu. Untuk mencegah serangan serupa di masa depan, diperlukan peningkatan kesadaran akan keamanan cyber, peningkatan investasi dalam perlindungan dan pemulihan data, serta kerja sama antara lembaga pemerintah dan swasta dalam menghadapi ancaman serangan siber.

Level ancaman relatif terhadap keamanan nasional = 0.79

Pusat Data Nasional diretas dengan ransomware atau jenis virus terbaru.

WHAT: Pusat Data Nasional diretas dengan ransomware atau jenis virus terbaru.
WHO: Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSN) Hinsa Siburian, Direktur Jenderal Imigrasi Silmy Karim, serta berbagai pihak terkait dengan penanganan insiden.
WHEN: Hari Senin, 24-06-2024.
WHERE: Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) yang dikelola oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, di Jakarta, DKI Jakarta.
HOW/Chronology: Pada 20 Juni 2024, gangguan mulai terjadi di Pusat Data Nasional, mengakibatkan layanan digital Direktorat Jenderal Imigrasi terganggu. Peretasan dengan ransomware dinyatakan pada 24 Juni 2024 oleh Hinsa Siburian setelah insiden tersebut terdeteksi. Instansi terkait bekerja sama dalam menangani dampak peretasan, termasuk perpanjangan waktu pendaftaran untuk layanan PPDB.
WHY: Peretasan terjadi karena diserang oleh ransomware, jenis virus terbaru yang digunakan untuk menyasar server pemerintah yang mengelola data nasional. Upaya diambil untuk mengantisipasi serangan serupa di masa mendatang.

Analisis Level Ancaman

Senjata: senjata siber
Sarana: instrumen siber
Metode: terorganisir
Jaringan: nasional
Dukungan: dalam negeri
Bisnis: tak berbisnis
Skill: terlatih
Jenis Aktor: bukan negara
Kepentingan: lain-lain
Intensitas: insidental
Komitmen: terencana
Instrumen: kombinasi
Target: infrastruktur umum

Perihal: Pusat Data Nasional diretas dengan ransomware

Opini dan Prediksi: Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya peristiwa tersebut termasuk kurangnya keamanan siber dan sistem perlindungan data yang rentan terhadap serangan siber. Dalang atau pelaku pada kejadian ini bisa berasal dari kelompok peretas yang memiliki keahlian dalam melancarkan serangan siber. Untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan, perlu dilakukan peningkatan keamanan siber, pemantauan sistem secara terus-menerus, pelatihan bagi personel untuk mengenali dan menanggapi serangan siber, serta mendukung regulasi dan kebijakan yang mendorong pentingnya perlindungan data dan keamanan siber.

Level ancaman relatif terhadap keamanan nasional = 0.68

Ricuh di Konser Tangerang Lentera Festival 2024 di Lapangan Sepak Bola Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Banten.

WHAT: Ricuh di Konser Tangerang Lentera Festival 2024 di Lapangan Sepak Bola Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Banten.
WHO: Penonton konser, Feel Koplo, Guyon Waton, Ndx Axa (penampil), panitia konser, pemilik sound system, Kanalmusikindonesia (sumber informasi).
WHEN: Hari Minggu, 23-06-2024 19:00 WIB.
WHERE: Lapangan Sepak Bola Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Banten, Indonesia.
HOW/Chronology: Penonton konser merasa kecewa karena penampilan Feel Koplo, Guyon Waton, dan Ndx Axa dibatalkan. Penonton yang sudah membeli tiket konser sejak enam bulan lalu mengamuk dengan merusak pagar dan panggung, serta membakar sound system panitia. Panitia konser kabur saat penonton mulai merusuh.
WHY: Kericuhan terjadi karena pembatalan penampilan dari musisi yang dinanti-nantikan oleh para penonton, sehingga menimbulkan kekecewaan dan kemarahan yang berujung pada tindakan destruktif.

Analisis Level Ancaman

Senjata: tanpa senjata
Sarana: tanpa kendaraan
Metode: tidak terorganisir
Jaringan: lokal
Dukungan: dalam negeri
Bisnis: tak berbisnis
Skill: tidak terlatih
Jenis Aktor: bukan negara
Kepentingan: pribadi
Intensitas: insidental
Komitmen: terencana
Instrumen: fisik
Target: individu sipil

Perihal: Ricuh dan kerusuhan saat penampilan Feel Koplo, Guyon Waton, dan Ndx Axa dibatalkan di Konser Tangerang Lentera Festival 2024.

Opini dan Prediksi: Faktor-faktor yang mempengaruhi peristiwa tersebut antara lain kecewa karena penonton telah membayar tiket dengan harga yang cukup mahal namun penampilan yang dijanjikan dibatalkan, kurangnya koordinasi dan komunikasi dari pihak penyelenggara konser, serta ketidakmampuan pihak panitia dalam mengelola kerusuhan secara efektif. Pelaku pada kejadian tersebut adalah sejumlah penonton yang merasa kecewa dan kesal atas pembatalan penampilan, kemudian melakukan tindakan anarkis. Untuk mencegah kejadian serupa di masa depan, pihak penyelenggara harus meningkatkan transparansi dalam penyelenggaraan acara, memberikan informasi yang jelas terkait kebijakan pembatalan atau perubahan penampilan, serta meningkatkan sistem keamanan dan penanganan kerusuhan yang lebih baik selama acara berlangsung.

Level ancaman relatif terhadap keamanan nasional = 0.41

Meninggalnya seorang pelajar SMP berinisial AM di Sungai Batang Kuranji, Padang, Sumatera Barat.

WHAT: Meninggalnya seorang pelajar SMP berinisial AM di Sungai Batang Kuranji, Padang, Sumatera Barat.
WHO: AM (pelajar SMP), anggota Sabhara Polda Sumatera Barat, LBH Padang, ayah AM, polisi yang melakukan penyidikan terkait kasus, saksi-saksi, Propam Polda Sumbar, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Padang.
WHEN: Hari Minggu, 09-06-2024 11:55 WIB.
WHERE: Sungai Batang Kuranji, Padang, Kelurahan tidak disebutkan, Kecamatan tidak disebutkan, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat.
HOW/Chronology: AM diduga dianiaya oleh anggota polisi karena dituduh akan melakukan tawuran. AM dan temannya dihampiri polisi saat melintasi Jembatan Batang Kuranji. AM terpelanting ke pinggir jalan setelah motor mereka ditendang. Selanjutnya, AM ditempatkan oleh polisi dan kemudian ditemukan meninggal dunia di Sungai Batang Kuranji dengan terdapat sejumlah luka memar di tubuhnya.
6. Mengapa terjadi: Dugaan penyebab kematian AM adalah karena penyiksaan yang dilakukan oleh anggota polisi karena diduga terlibat dalam tawuran. Polisi memperduga penyebab kematian AM adalah patah tulang rusuk dan paru-paru yang robek setelah hasil dari otopsi. Penyebab pasti kematiannya masih dalam penyelidikan.

Analisis Level Ancaman

Senjata: tanpa senjata
Sarana: tanpa kendaraan
Metode: terorganisir
Jaringan: lokal
Dukungan: dalam negeri
Bisnis: tak berbisnis
Skill: terlatih
Jenis Aktor: tidak diketahui
Kepentingan: lain-lain
Intensitas: insidental
Komitmen: terencana
Instrumen: fisik
Target: individu sipil

Perihal: AM, seorang pelajar sekolah menengah pertama ditemukan meninggal dunia di Sungai Batang Kuranji, Padang, Sumatera Barat dengan dugaan korban penyiksaan oleh anggota polisi.

Opini dan Prediksi: Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya peristiwa tersebut antara lain adalah penyalahgunaan kewenangan dan penggunaan kekerasan oleh aparat keamanan, serta praktek penyiksaan yang tidak manusiawi. Dalang atau pelaku dalam kejadian adalah anggota polisi yang melakukan tindakan penyiksaan terhadap AM dan teman-temannya. Untuk mencegah kejadian serupa di masa depan, penting untuk meningkatkan kesadaran hukum dan hak asasi manusia di kalangan aparat keamanan, memberikan pelatihan yang sesuai tentang penanganan kasus keamanan tanpa menggunakan kekerasan atau penyiksaan, serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam penegakan hukum agar pelanggaran dapat ditindak dengan adil dan berkeadilan.

Level ancaman relatif terhadap keamanan nasional = 0.8

Penangkapan empat tersangka terkait produksi uang palsu senilai Rp22 miliar di Jakarta Barat.

WHAT: Penangkapan empat tersangka terkait produksi uang palsu senilai Rp22 miliar di Jakarta Barat.
WHO: Komando Daerah Militer Jayakarta (Kodam Jaya), Kolonel CHB (Purn) R Djarot, polisi dari Polda Metro Jaya, empat tersangka berinisial M, FF, YS, dan MDCF.
WHEN: Hari Sabtu, 15-06-2024.
WHERE: Jalan Srengseng Raya Nomor 3, RT 1/RW 8, Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat, DKI Jakarta.
HOW/Chronology: Mobil dinas TNI AD milik Kolonel CHB (Purn) R Djarot ditemukan di lokasi produksi uang palsu. Keempat tersangka terlibat dalam produksi uang palsu sejak April hingga Juni 2024. Proses produksi dilakukan di sebuah kantor akuntan di Jakarta Barat. Uang palsu senilai Rp22 miliar belum sempat diedarkan ke masyarakat.
WHY: Penangkapan terjadi setelah polisi melakukan penyelidikan terkait aktivitas produksi uang palsu yang melibatkan mobil dinas TNI AD dan tersangka dengan hubungan keluarga dengan pemilik mobil tersebut.

Analisis Level Ancaman

Senjata: tanpa senjata
Sarana: mobil
Metode: terorganisir
Jaringan: lokal
Dukungan: dalam negeri
Bisnis: tak berbisnis
Skill: terlatih
Jenis Aktor: bukan negara
Kepentingan: kekayaan
Intensitas: insidental
Komitmen: terencana
Instrumen: fisik
Target: individu sipil

Perihal: Kasus produksi uang palsu senilai Rp22 miliar di Jakarta Barat

Opini dan Prediksi: Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya peristiwa tersebut dapat meliputi adanya keterlibatan pelaku dengan mantan anggota TNI yang memiliki akses terhadap kendaraan militer, serta keterlibatan keluarga dalam kasus produksi uang palsu. Dalang atau pelaku pada kejadian bisa diduga merupakan jaringan terorganisir lokal yang terlibat dalam kegiatan ilegal produksi uang palsu, dengan motivasi kekayaan sebagai dorongan utama. Untuk mencegah kejadian serupa di masa depan, perlu adanya pengawasan yang ketat terhadap aset militer yang sudah tidak sah digunakan, serta penegakan hukum yang tegas terhadap semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ilegal seperti produksi uang palsu. Selain itu, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya kejahatan ekonomi dan memberikan edukasi yang tepat mengenai cara mengenali uang palsu agar mereka tidak menjadi korban.

Level ancaman relatif terhadap keamanan nasional = 0.85

Patroli skala besar oleh Polres Metro Jakarta Pusat untuk menjaga keamanan menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

WHAT: Patroli skala besar oleh Polres Metro Jakarta Pusat untuk menjaga keamanan menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
WHO: Kepolisian, TNI, Polri, Satpol PP, serta masyarakat di wilayah DKI Jakarta.
WHEN: Hari Sabtu, belum spesifik tanggal dan bulan, di tahun sebelum Pilkada 2024.
WHERE: Wilayah hukum Jakarta Pusat, DKI Jakarta.
HOW/Chronology: Polres Metro Jakarta Pusat bersama tiga pilar melakukan patroli malam hingga dini hari di seluruh DKI Jakarta untuk mencegah tawuran, kejahatan jalanan, dan kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Mereka juga melakukan kegiatan Jumat Curhat Plus untuk menampung aspirasi warga terkait keamanan. Polisi mengimbau agar orang tua lebih memperhatikan anak-anak di lingkungannya, mencegah anak terlibat dalam tawuran, bergaul negatif, atau konsumsi narkoba.
WHY: Patroli skala besar dilakukan untuk mencegah tawuran, kejahatan jalanan, dan kasus KDRT serta mengamankan situasi menjelang Pilkada 2024. Polisi memberikan perhatian khusus pada remaja dan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi anak-anak mereka agar tidak terlibat dalam pergaulan negatif.

Analisis Level Ancaman

Senjata: tanpa senjata
Sarana: mobil
Metode: terorganisir
Jaringan: lokal
Dukungan: dalam negeri
Bisnis: tak berbisnis
Skill: terlatih
Jenis Aktor: bukan negara
Kepentingan: pribadi
Intensitas: insidental
Komitmen: terencana
Instrumen: fisik
Target: individu sipil

Perihal: Patroli malam hingga dini hari di wilayah DKI Jakarta oleh Polres Metro Jakarta Pusat untuk mencegah tawuran dan kejahatan jalanan.

Opini dan Prediksi: Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kejahatan jalanan, tawuran, dan KDRT dapat dipengaruhi oleh lingkungan sosial yang kurang terkontrol, kurang perhatian dari orang tua terhadap anak-anak, serta maraknya konten negatif di media sosial. Pelaku kejahatan seperti tawuran biasanya adalah remaja yang kurang pengawasan dan mendapat pengaruh dari pergaulan yang negatif. Upaya pencegahan termasuk meningkatkan peran orang tua dalam pengawasan anak, memberikan pemahaman yang jelas mengenai bahaya tawuran dan kegiatan negatif lainnya kepada anak-anak, serta meningkatkan awareness terhadap kejahatan jalanan dan tindak kekerasan dalam rumah tangga. Dalang dari kejahatan tersebut mungkin adalah individu-individu yang terlibat dalam tindakan kriminalitas di wilayah tersebut. Mencegah terjadinya kejadian serupa di masa depan memerlukan kerjasama dari pihak kepolisian, instansi terkait, serta kesadaran masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang aman dan terjaga dari kejahatan.

Level ancaman relatif terhadap keamanan nasional = 0.7817142857142858

Penculikan satu keluarga yang dilakukan oleh sekelompok polisi di Hotel Grand City Hall Medan.

WHAT: Penculikan satu keluarga yang dilakukan oleh sekelompok polisi di Hotel Grand City Hall Medan.
WHO: Sekelompok polisi dari Polda Metro Jaya dan pelapor Amran Toni bersama pengacaranya Eka Putra Zakran, serta personil Polda Sumut.
WHEN: Hari Senin, 10-06-YYYY 21:00 WIB.
WHERE: Hotel Grand City Hall Medan, Deliserdang, Medan, Sumatera Utara.
HOW/Chronology: Sekelompok polisi diduga menculik satu keluarga dan menyekap mereka di Hotel Grand City Hall Medan. Pelapor Amran Toni dan pengacaranya datang ke hotel bersama personil Polda Sumut dan berhasil membebaskan keluarga tersebut setelah perdebatan dengan para pelaku. Para pelaku, yang kemudian diketahui berasal dari Polda Metro Jaya, telah ditangkap dan diboyong ke Polda Sumut untuk penelitian lebih lanjut.
WHY: Belum diketahui motif pasti dari para pelaku dalam melakukan penyekapan terhadap satu keluarga tersebut.

Analisis Level Ancaman

Senjata: tanpa senjata
Sarana: tanpa kendaraan
Metode: tidak terorganisir
Jaringan: individual
Dukungan: dalam negeri
Bisnis: tak berbisnis
Skill: terlatih
Jenis Aktor: bukan negara
Kepentingan: lain-lain
Intensitas: insidental
Komitmen: tidak terencana
Instrumen: fisik
Target: individu sipil

Perihal: Penyekapan satu keluarga oleh oknum polisi di Hotel Grand City Hall Medan

Opini dan Prediksi: Berdasarkan informasi yang diberikan, faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi terjadinya peristiwa tersebut bisa meliputi masalah internal kepolisian seperti penyalahgunaan kewenangan, masalah keuangan, atau tekanan psikologis yang dialami oleh para pelaku. Pelaku di sini adalah oknum polisi, yang bisa jadi melakukan tindakan tersebut atas alasan pribadi atau perasaan tidak puas dalam bekerja. Untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan, perlu dilakukan evaluasi mendalam terhadap regulasi dan pengawasan internal kepolisian, pemberian pendidikan dan sosialisasi mengenai etika dan kode etik profesi kepolisian, serta peningkatan pemantauan terhadap perilaku anggota kepolisian untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan.

Level ancaman relatif terhadap keamanan nasional = 0.34

Rumah tim sukses bakal calon Bupati Lumajang diteror dengan senapan angin, menyebabkan kaca jendela berlubang.

WHAT: Rumah tim sukses bakal calon Bupati Lumajang diteror dengan senapan angin, menyebabkan kaca jendela berlubang.
WHO: Prayogi (warga Desa Krasak, Kecamatan Kedungjajang), tim sukses bakal calon Bupati Lumajang Thoriqul Haq, Kapolsek Kedungjajang AKP Maryanto.
WHEN: Hari Senin, 10-06-yyyy (tahun tidak disebutkan).
WHERE: Rumah Prayogi di Desa Krasak, Kecamatan Kedungjajang, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
HOW/Chronology: Rumah Prayogi yang merupakan tim sukses bakal calon Bupati Lumajang diteror dengan senapan angin hingga kaca jendelanya berlubang pada hari Senin. Polisi masih menyelidiki kejadian tersebut dan belum menemukan proyektil. Thoriqul Haq telah melaporkan kejadian kepada aparat kepolisian.
WHY: Penyebab teror tersebut masih dalam penyelidikan polisi. Maryanto belum bisa memastikan apakah teror tersebut terkait intimidasi menjelang Pilkada Lumajang atau bukan.

Analisis Level Ancaman

Senjata: senjata angin
Sarana: tanpa kendaraan
Metode: tidak terorganisir
Jaringan: lokal
Dukungan: dalam negeri
Bisnis: tak berbisnis
Skill: tidak terlatih
Jenis Aktor: bukan negara
Kepentingan: politik
Intensitas: insidental
Komitmen: terencana
Instrumen: fisik
Target: individu sipil

Perihal: Teror terhadap rumah tim sukses bakal calon Bupati Lumajang dengan senapan angin hingga menyebabkan kaca jendela berlubang.

Opini dan Prediksi: Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya peristiwa tersebut bisa melibatkan polarisasi politik yang memunculkan ketegangan antar kelompok pendukung berbeda, persaingan dalam Pilkada yang intens, serta upaya untuk mengintimidasi lawan politik. Pelaku dapat saja merupakan individu atau kelompok simpatisan atau lawan dari kandidat tertentu yang ingin menciptakan ketegangan menjelang Pilkada. Untuk mencegah kejadian tersebut agar tidak terulang di masa depan, penting untuk meningkatkan sistem keamanan di tingkat lokal, meningkatkan kesadaran akan politik yang damai dan menekankan pentingnya respek terhadap proses demokrasi. Menggelar dialog antar kelompok politik, memperkuat nilai-nilai toleransi, serta pengawasan terhadap aktifitas politik yang berpotensi memicu konflik.

Level ancaman relatif terhadap keamanan nasional = 0.53

BH (52), pemilik usaha rental mobil, menjadi korban amuk massa di Desa Sumbersoko, Sukolilo, Pati, Jawa Tengah.

WHAT: BH (52), pemilik usaha rental mobil, menjadi korban amuk massa di Desa Sumbersoko, Sukolilo, Pati, Jawa Tengah.
WHO: BH (52), SH (28), KB (54), ES (37), warga Jakarta, serta massa yang melakukan amuk.
WHEN: Hari Kamis, 06-06-2024 pukul 18.30 WIB.
WHERE: Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Indonesia.
HOW/Chronology: BH dan tiga rekan datang ke desa Sumbersoko untuk mengambil mobil rental miliknya. Mereka dikira maling mobil Honda Mobilio, kemudian dikeroyok oleh massa hingga BH meninggal dunia.
WHY: BH dianggap sebagai maling mobil karena dicurigai ketika akan mengambil mobil miliknya yang tidak dikembalikan. Massa melakukan tindakan main hakim sendiri tanpa klarifikasi yang jelas.

Analisis Level Ancaman

Senjata: tanpa senjata
Sarana: tanpa kendaraan
Metode: tidak terorganisir
Jaringan: lokal
Dukungan: dalam negeri
Bisnis: tak berbisnis
Skill: terlatih
Jenis Aktor: bukan negara
Kepentingan: lain-lain
Intensitas: insidental
Komitmen: terencana
Instrumen: fisik
Target: individu sipil

Perihal: Kejadian pemilik usaha rental mobil dibunuh oleh massa setelah disangka maling mobil di Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Opini dan Prediksi: Berdasarkan fakta-fakta tersebut, terlihat bahwa kejadian tersebut dipengaruhi oleh kesalahpahaman dan kekerasan yang dilakukan oleh massa yang melakukan main hakim sendiri. Dalang pada kejadian ini adalah masyarakat yang melakukan aksi kekerasan terhadap korban yang sebenarnya merupakan pemilik mobil rental yang mencoba mengambil mobilnya yang belum dikembalikan. Untuk mencegah kejadian serupa di masa depan, penting untuk meningkatkan pemahaman hukum masyarakat terkait penegakan hukum yang benar dan tidak melakukan tindakan main hakim sendiri. Edukasi mengenai pentingnya tidak melakukan kekerasan dan penyelesaian konflik secara damai juga perlu ditingkatkan dalam upaya mencegah terulangnya kejadian ini. Promosi kesadaran hukum dan penegakan hukum yang adil dan transparan di masyarakat juga sangat penting.

Level ancaman relatif terhadap keamanan nasional = 0.53