Rangkuman:
WHAT: Pengungkapan kasus penyelundupan narkotika.
WHO: Jenderal TNI Fauzi, Tim Fleet One Quick Response (F1QR) Pangkalan TNI AL Tanjung Balai Karimun, para prajurit Lanal Tanjung Balai Karimun, serta kolaborasi dengan Polda Kepri, Bea Cukai, dan BNN.
WHEN: Hari Jumat, 14-05-2025 malam.
WHERE: Lantamal IV Kota Batam, Kepri.
HOW/Chronology: Tim F1QR Pangkalan TNI AL Tanjung Balai Karimun menemukan kapal mencurigakan Aungtoetoe 99 pada malam Rabu 14 Mei yang tidak memiliki ikan atau alat penangkap ikan. Setelah pemeriksaan, ditemukan 95 karung mencurigakan berisi narkotika jenis kokain dan methaphetamine. Tim Bea Cukai Kepri melakukan uji laboratorium dan mengonfirmasi isi karung tersebut. Lima orang kru kapal juga diamankan bersama dengan barang bukti.
WHY: Penyelundupan narkotika ini terjadi karena aktivitas mencurigakan kapal Aungtoetoe 99 yang diduga membawa narkotika. Kolaborasi antara TNI, Bea Cukai, dan instansi terkait lainnya bersama-sama berupaya mengamankan Kepulauan Riau dari peredaran gelap narkoba.
Analisis Level Ancaman
Senjata: tanpa senjata Sarana: kapal motor Metode: terorganisir Jaringan: internasional Dukungan: luar negeri Bisnis: narkoba Skill: terlatih Jenis Aktor: bukan negara Kepentingan: kekayaan Intensitas: insidental Komitmen: terencana Instrumen: fisik Target: aparat sipil
Perihal: Pengungkapan penyelundupan narkotika jenis kokain dan methamphetamine dengan menggunakan kapal motor yang dilakukan oleh Tim Fleet One Quick Response Pangkalan TNI AL Tanjung Balai Karimun bekerja sama dengan Polda Kepri, Bea Cukai, dan BNN.
Opini dan Prediksi: Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya peristiwa ini antara lain tingginya permintaan narkotika di dalam negeri dan internasional, kemudahan jalur penyelundupan melalui laut, serta adanya jaringan internasional pengedar narkotika yang menggunakan kapal untuk menyelundupkan barang haram tersebut. Pelaku diduga merupakan jaringan internasional yang melibatkan beberapa warga negara asing (Thailand dan Myanmar) dan memiliki keterampilan serta perencanaan yang matang dalam mengirim narkotika dalam jumlah besar. Pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan dapat dilakukan dengan memperkuat pengawasan perairan oleh TNI AL dan aparat keamanan lainnya, meningkatkan kerjasama internasional dalam pemberantasan narkoba, peningkatan pengawasan dan penegakan hukum di pelabuhan dan jalur laut, serta edukasi publik tentang bahaya narkotika.
Level ancaman relatif terhadap keamanan nasional = 0.32
Teks asli
“Pengungkapan ini masih proses dan akan terus didalami, sampai di mana tujuan sesungguhnya, dan dari mana asalnya. Kami berkolaborasi dengan Polda Kepri, Bea Cukai, dan BNN,” kata Fauzi di Lantamal IV Kota Batam, Kepri, Jumat.
Jenderal TNI bintang dua itu memaparkan, pengungkapan ini berawal dari informasi intelijen yang diterima pihaknya pada 13 Mei 2025.
Dari informasi tersebut, Tim Fleet One Quick Response (F1QR) Pangkalan TNI AL Tanjung Balai Karimun (TBK) melakukan tugas pengawasan, dan menemukan kapal bernama Aungtoetoe 99 pada Rabu (14/5) malam melakukan aktivitas mencurigakan.
“Yang menjadi kecurigaan itu kapal ini tidak ada ikan yang di dalam kapal dan tidak ada alat angkut, alat penangkap ikan,” ujarnya.
Sehingga, lanjut dia, para prajurit Lanal Tanjung Balai Karimun mengadakan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap kapal tersebut sehingga ditemukan temukanlah 95 karung mencurigakan yang terdiri atas 35 karung kuning dan 60 karung putih.
Setelah dilakukan uji laboratorium oleh Tim Bea Cukai Kepri, karung tersebut berisi narkotika jenis kokain seberat 1.200 Kg dan methaphetamine (sabu) seberat 705 Kg.
Narkotika tersebut dikemas dalam kotak teh China warna hijau (sabu) dan merah (kokain).
Selain mengamankan barang bukti narkotika, Tim F1QR Lanal TBK juga mengamankan lima orang kru kapal, yang terdiri atas satu warga negara Thailand (kapten kapal) dan empat warga negara Myanmar.
Barang bukti lainnya yang turut disita, di antaranya lima unit telepon genggam, berbagai merk, serta tiga unit ponsel , dua kartu identitas atas nama Aung Kyaw Oo serta satu kartu Immigration Card atas nama Pyone Cho.
Fauzi menambahkan, dengan pengungkapan ini bukti keseriusan TNI dan pemangku kepentingan terkait dalam mengamankan Kepri khususnya dan NKRI dari peredaran gelap narkoba.
“Total ini kami temukan sabu kurang lebih 705 kilo kemudian kokain 1,2 ton. Ini kalau kami nilai dengan harga kurang lebih sekitar Rp7 triliun. Tetapi sebagai aparat kami tidak melihatnya dari harga nilai tersebut,” kata Fauzi.