Rangkuman:
WHAT: Kasus dugaan tindak kekerasan seksual terhadap kakak adik dengan inisial K (17) dan D (15) di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
WHO: Polisi Polda Jawa Tengah, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), tersangka PAP (15), FMR (14), dan AIS (19), korban K (17) dan D (15).
WHEN: Hari Senin, 11-11-2024.
WHERE: Mapolda Jawa Tengah di Semarang, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Indonesia.
HOW/Chronology: Peristiwa dugaan kekerasan seksual terhadap kakak adik K dan D terjadi antara tahun 2022 hingga 2023. Kasus tersebut terungkap setelah polisi menetapkan PAP dan FMR sebagai tersangka dalam kasus dengan korban K, dan AIS sebagai tersangka dalam kasus dengan korban D. Para pelaku diduga menggunakan tipu muslihat dalam melancarkan aksinya. Kasus ini diatur oleh Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang kekerasan seksual.
WHY: Dugaan kekerasan seksual terjadi karena adanya tindakan tidak terpuji dari pihak tersangka terhadap korban yang masih di bawah umur. Kasus ini diungkap dan ditangani oleh pihak berwajib untuk melindungi hak-hak anak dan memberikan keadilan kepada korban.
Analisis Level Ancaman
Senjata: Tanpa senjataSarana: Tanpa kendaraanMetode: TerorganisirJaringan: LokalDukungan: Dalam negeriBisnis: Tak berbisnisSkill: TerlatihJenis Aktor: Bukan negaraKepentingan: PribadiIntensitas: Kadang-kadangKomitmen: TerencanaInstrumen: FisikTarget: Individu sipil
Perihal: Kasus dugaan tindak kekerasan seksual terhadap kakak adik di Kabupaten Purworejo, yang melibatkan tiga tersangka yang masih di bawah umur.
Opini dan Prediksi: Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya peristiwa tersebut bisa melibatkan kurangnya pendidikan dan kesadaran hukum terkait perlindungan anak, serta kurangnya pengawasan dan pendampingan kepada remaja yang dapat mencegah terjadinya tindak kekerasan seksual. Dalang atau pelaku pada kejadian tersebut adalah ketiga tersangka yang telah ditetapkan oleh pihak kepolisian. Untuk mencegah kejadian serupa agar tidak terulang di masa depan, diperlukan upaya penguatan pembinaan keluarga, pendidikan seksual yang positif dan komprehensif, pengawasan yang lebih ketat terhadap interaksi remaja, serta penerapan hukuman yang tegas terhadap pelaku kekerasan seksual, bahkan jika mereka masih di bawah umur, dengan tetap memperhatikan hak-hak anak.
Level ancaman relatif terhadap keamanan nasional = 0.8
Teks asli
Wakapolda Jawa Tengah Brigjen Pol.Agus Suryonugroho (kanan) dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi saat pers rilis kasus kekerasan seksual terhadap kakak adik di Mapolda Jateng di Semarang, Senin (11/11/2024). (ANTARA/I.C. Senjaya)
“Kami memastikan transparan dalam proses penyidikan serta memperhatikan hak-hak anak yang berkonflik dengan hukum ini,”
Semarang (ANTARA) – Polda Jawa Tengah menetapkan tiga tersangka dalam kasus dugaan tindak kekerasan seksual terhadap kakak adik berinisial K (17) dan D (15) di Kabupaten Purworejo.
Wakapolda Jawa Tengah Brigjen Pol.Agus Suryonugroho di Semarang, Senin, mengatakan perkara tersebut ditangani dalam dua laporan polisi yang terpisah.
Dalam kasus dengan korban K, polisi masing-masing menetapkan PAP (15) dan FMR (14) sebagai tersangka.
Sementara untuk laporan dengan korban D, polisi menetapkan AIS (19) sebagai tersangka.
“Kami memastikan transparan dalam proses penyidikan serta memperhatikan hak-hak anak yang berkonflik dengan hukum ini,” katanya.
Ia mengatakan peristiwa dugaan kekerasan seksual tersebut terjadi pada kurun waktu 2022 hingga 2023.
Menurut dia, para pelaku menggunakan tipu muslihat dalam melancarkan aksinya itu.
Atas perbuatannya, ketiga tersangka dijerat dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak serta Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang kekerasan seksual
Sementara Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi mengatakan korban dan pelaku dalam perkara ini masih di bawah umur.
Oleh karena itu, ia memastikan negara hadir untuk melindungi hak-hak anak tersebut.
Ia juga berharap kepolisian menangani perkara tersebut hingga tuntas.
“Termasuk jika ada kemungkinan pelaku lain,” katanya.
Sebelumnya, kasus dugaan perkosaan terhadap kakak adik di Purworejo tersebut terjadi pada tahun 2023.
Kasus tersebut sempat tidak dilaporkan ke polisi karena keluarga korban dan pelaku menyelesaikan perkara tersebut secara kekeluargaan yang difasilitasi oleh pemerintah desa setempat.